My dearest [Chapter X] [Schyte Room]

  • Title: My Dearest
  • Genre: Action, Fantasy, Romance, Drama, Supernatural, Mystery
  • Author: Lullaby (Pen Name)
  • Status: Ongoing

Bagian Pertama: Kinester Terkuat


“ap-apa ini? tempat apa ini?” tanya Fie memasang muka kebingungan

schyte room, skill khusus yang didapatkan setelah kineser mencapai tingkat tertinggi, hanya orang-orang yang diinginkan pengguna dan kineser tingkat Divinity lah yang bisa memasuki ruan dimensi ini” jelas Anggela sambil melihat seluruh tempat tersebut.

Terlihat ada bebearapa pepohonan dan binatang yang sudah lama punah, langit dari dimensi tersebut berwarna merah darah dan terlihat satu matahari berwarna merah menyala yang tidak bergerak sedikit pun.

“kenapa kamu bisa tau tentang skill khusus ini? bahkan tingkat atas saja tidak mungkin mengetahui skill ini?” jelas Silca berjalan kearah anggela

“entahlah, aku juga tidak tau kenapa bisa mengingat hal seperti ini. Tapi yang jelas, entah kapan atau dimana tempatnya aku pernah mencoba menggunakan skill ini tapi gagal” jelas anggela memasang muka bingung sambil memegang kepalanya

“mu-mustahil Anggela ! meski kamu tingkat Lord kamu tidak mungkin bisa menggunakan skill khusus ini meskipun skill tersebut gagal!” jelas Silca memasang muka kaget

“Ti-tingkat Lord? Anggela kamu tingkat Lord?” tanya Shina mencoba berdiri

“astaga aku lupa kalau disini ada Shina” jelas anggela sambil berjalan menghampiri Shina

“Hey! Jangan abaikan aku! Apa-apaan ini? dan kenapa kak Silca bisa mengeluarkan suaranya?” tanya Fie sambil memasang muka panik

“sudah jelas dia bisa! Karena ruang dimensi ini merupakan ruangan yang diciptakan oleh dirinya sendiri sehingga dia bisa dengan mudah mengeluarkan semua kemampuannya” jelas anggela melihat Fie sambil memberi bantuan pada shina yang mencoba berdiri

“mu-mustahil?! Ja-jadi dengan kata lain kak Silca bisa mengeluarkan kekuatan penuhnya disini?” tanya Fie memasang muka terkejut

“benar !” senyum Silca melihat Fie

“ahhh!” teriak Fie mengeluarkan skill tingkat akhirnya dragons wind stalker kearah Silca,

skill ini menciptakan dua buah angin yang berbentuk naga sebesar kapal pesiar, skill ini akan terus mengikuti target sampai targetnya terkena. Skill ini sangat berbahaya karena dapat dipastikan jika target terkena serangan ini, target akan mati dalam sekejap dengan tubuh yang terpotong-potong.

Silca tidak berlari kabur menghindari serangan Fie, dia hanya berjalan kearah Fie, lalu dengan senyuman dia berteriak “ aaaaahhh!”

Teriakan tersebut merupakan skill dasar dari Audiokinesis yaitu skill sonic. Pada dasarnya skill ini hanya menembakan gelombang suara yang cukup tinggi kearah target,

Dalam sekejap skill tingkat akhir milik Fie langsung hancur tertembus oleh skill sonic milik Silca.

Karena merasa terancam Fie berteriak “Atmosfer defen-“

Fie berniat mengeluarkan skill pertahanan terkuatnya tapi terpotong karena langsung terkena serangan skill sonic milik Silca, Fie terpental sejauh 8m, dia merasakan pusing yang hebat dikepalanya karena terkena serangan Silca.

“wuaaah! Meski tipe kinesisnya lemah tetap saja tingkat akhir memang benar-benar mengerikan“ jelas Anggela sambil melihat Fie yang terpental

“Anggela! Aku masih ingin bicara denganmu, jangan kemana-mana” Silca sambil melirik Anggela

“memangnya aku bisa kemana? Dimensi ini sepenuhnya dibawah kendalimu” jelas Anggela dengan nada sedikit ketakutan sambil terus memberi bantuan Shina, sedangkan Shina hanya terdiam terkejut melihat kemampuan Silca,

Accelariton Sound!” Gumam Silca menggunakan skill percepatan suara kearah Fie yang terlempar jauh.

“A-anggela?” tanya Shina dengan nada lemah

“udahlah jangan banyak bicara! Kondisimu sangat parah” jelas Anggela sambil melihat Shina

Silca dalam sekejap sudah berada tepat dihadapan Fie, dia berkata “Hentikan semua perlawananmu itu Fie La Faras, Aku sungguh kecewa dengan sikap adik angkatku”

“tidak kusangka, kekuatan kak Silca sehebat ini !” Fie dengan nada lemah

“tapi aku sepertinya sudah kalah telak, kak Silca bisa mengakhiri hidupku. Jika yang mengakhiri hidupku kak Silca, aku tidak keberatan “ lanjut Fie tersenyum 

ahahahahaha, apa kamu bodoh?! Tentu saja aku tidak bisa membunuh adikku sendiri, aku hanya akan menyerahkanmu ke Adjoin jelas Silca tertawa

“ke-kenapa?” tanya Fie dengan nada lemah lalu pingsan karena efek serangan Silca yang terlalu kuat

“sudah kuduga kamu akan pingsan” jelas Silca lalu mengankat Fie,

Sambil membawa Fie, Silca kembali menggunakan Accelariton Sound ke tempat Anggela dan Shina,

“Anggela apa yang kamu katakan tadi benar? Tentang kamu yang pernah mencoba menggunakan skill khusus Schyte room” jelas Silca sambil memasang muka serius

“iya, tapi aku juga tidak terlalu ingat” jelas Anggela sambil memasang muka kebingungan

“jika perkataanmu itu benar, maka ada kemungkinan kamu akan mencapai tingkat tertinggi!”

“ti-tingkat tertinggi?! Uhuk!-“ teriak Shina tapi langsung terpotong oleh batuknya sendiri yang mengeluarkan darah

“Apa kamu bodoh !! berteriak saat kondisimu seperti ini” Anggela lalu menggendong Shina yang hampir pingsan

“Ta-tapi Anggela ! ka-kamu akan mencapai Kineser Divinity” jelas shina nada lemah sambil memasang muka sangat terkejut

“jika kamu mencapai tingkat akhir, maka akan jadi 3 orang yang mencapai Tingkat Divinity di  era ini” senyum Silca sambil melihat anggela

“3 orang? Hah? Jadi ada kineser selain kamu yang mencapai tingkat Divinity?” tanya Anggela terkejut

“astaga aku keceplosan” jelas silca dengan nada pelan sambil memalingkan wajahnya

“yah tapi gpp deh, bisa dibilang dia senior aku karena kemampuan dan umurnya lebih tinggi dari aku” jelas Silca

“berapa umurnya?” tanya Anggela penasaran

“20 tahun, dia 2 tahun lebih tua dari aku”

20 tahun? Seumuran dengan kak keisha yah” gumam Anggela dalam hatinya “ eh tunggu, 2 tahun lebih tua darinya?” lanjut Anggela dalam hatinya sambil memasang muka keheranan

“Si-silca berapa umurmu?” tanya Anggela

“aku? 18 tahun memangnya –“ Silca terpotong oleh teriakan Shina dan Anggela

“beneran?”

“beneran? Uhuk! -”

Teriak mereka berdua bersamaan, tapi Shina kembali batuk mengeluarkan darah,

“apa kamu bodoh?!! Sudah kubilang jangan berteriak seperti itu, kondisimu sangat parah” jelas Anggela dengan nada kesal

“maaf ahahaha” senyum Shina dengan nada lemah

“ya sudah, biar aku batalkan Schyte room ini lalu kita bawa mereka ke rumah sakit” jelas silca sambil melihat Shina dan Fie

“kenapa kamu malah menyelamatkannya?” tanya Anggela dengan nada datar sambil melihat Fie

“tentu saja aku menyelamatkan adikku” jelas Silca

“Adikmu? Maksudmu Adik kandungmu?” tanya anggela dengan nada sedikit terkejut

“Adik angkat, berhentilah bertanya hal yang tidak penting, kondisi mereka berdua sudah lemah” jelas Silca memasang muka sedikit kesal

“baik, tapi sebelum itu ...” Anggela sambil melihat Shina yang sudah tidak sadarkan diri

“ya aku tau, aku harus menghapus semua ingatan Shina tentang kejadian ini” jelas Silca lalu dia pun membatalkan skill khususnya

Mereka berempat kembali ketempat semula, Silca mengambil alih Fie, dia berencana merawatnya terlebih dahulu, lalu menyerahkannya ke Adjoin. Sedangkan Anggela mengantarkan Shina ke Hospital terdekat, lalu bergegas pulang.


***

Bagian Kedua:

Beberapa hari setelah kejadian tersebut, Shina mulai keluar dari rumah sakit, dia ditanyai oleh teman-temannya tentang apa yang sudah terjadi padanya sampai-sampai bisa terluka parah seperti itu.

Tapi shina hanya menggelengkan kepalanya sambil memasang muka keherenan. Ya seluruh ingatannya tentang kejadian itu telah dihapus oleh Silca. Tapi perasaan Shina ke Anggela tidak berubah malah semakin dalam, tanpa bisa mengingat apapun tentang kejadian itu dia malah lebih mengagumi Anggela.

Silca yang sudah menyelsaikan urusannya di Dealendra kembali pulang ke tempat asalnya Frosy, sedangkan Fie telah menyerahkan diri ke Adjoin tentang kasus perampokan uang kas HoK.

Lalu Anggela kembali ke rutinitas sehari-harinya yang normal yaitu bersekolah.

Seperti pagi yang sebelumnya, Anggela kembali dibangunkan oleh adiknya, Anggelina,

“kak bangun! “

“iya” Anggela sambil terus berbaring diatas kasurnya

“iya iya !, tapi masih tidur ajah! Cepet bangun ! kak hizkil udah nungguin –“ Anggelina terpotong oleh suara Hizkil yang memasuki kamar Anggela

“sayang! selamat pag –“ hizkil terpotong oleh Anggela yang bergegas bangun dari kasurnya dan langsung berjalan cepat kearah kamar mandi

“eh? Apa dia udah benci sama aku?” tanya Hizkil melihat Anggelina

“orang mana yang gak kesal kalau kamu berkata seperti itu ke sesama jenis! Apa kamu homo?!” tanya kesal Anggelina lalu berjalan keruang keluarga

“ta-tapi aku cuman bercanda!” teriak Hizkil ke arah Anggelina

“nggel nggel, kamu gak marah kan?” tanya Hizkil sambil mengetuk pintu kamar mandi

“enggak” jawab Anggela pelan

“tuh kan ben –“Hizkil bergumam sendiri tapi terpotong oleh Anggela

“aku cuman murka” jelas Anggela

“ehhh? bu-bukankah itu lebih buruk?” tanya hizkil memasang muka khawatir

Anggela keluar dari kamar mandinya dan langsung bergegas keruang keluarga untuk sarapan sedangkan Hizkil mengikutinya dari belakang sambil memasang muka sedih.

“Anggela, kamu kan yang membuat gadis perampok itu sampai menyerahkan diri” jelas Keisha sambil melihat Anggela

“hhaah? Eng-enggak mungkinlah” jawab Anggela memalingkan wajahnya

“ehh ? kakak yang mengalahkan perampok itu?” tanya Anggelina memasang muka kagum ke Anggela

“enggak, bukan, bukan kakak, Anggelina –“ Anggela terpotong oleh Hizkil

“sudah kuduga ! kamu memang hebat !!”

“oi sudah kubilang–“ Anggela kembali perkataanya terpotong, kali ini oleh Anggelina

“benar kan kak hizkil? Dia kakakku yang hebat” jelas Anggelina tersenyum ke Hizkil

“hey dengarkan ak –“ Anggela kembali terpotong oleh Hizkil

“eitss jangan lupa, dia juga sahabat terbaikku” jelas Hizkil melihat Anggelina

“hey –“ Anggela

“Tapi hubungan saudara harusnya lebih dalam daripada hubungan sahabat, apalagi kami ini saudara kembar” Anggelina dengan nada sedikit kesal sambil melihat Hizkil

aku menyerah” Anggela bergumam sendiri dalam hatinya lalu memakan sarapannya

“Tapi aku sudah bersama Anggela cukup lama, jadi hubungan kami lebih dalam” Hizkil dengan nada kesal sambil melihat Aggela

“Aku juga ! dari kami masih dalam kandungan, aku sudah bersama dengannya!” Anggelina dengan nada dan muka yang kesal sambil melihat Hizkil

“tapi kami –“ Hizkil terpotong oleh Keisha

“cukup ! kalian berdua, mau sampai kapan kalian bertengkar!” jelas Keisha dengan nada kesal

“astaga! Kenapa kalian memulai percakapan bodoh yang seperti ini” lanjut keisha bergumam sendiri dengan nada kesal

bu-bukankah kak keisha yang memulai percakapan ini?” gumam Anggela, Anggelina dan Hizkil bersamaan sambil memasang muka keheranan

Anggela dan Anggelina pun selesai memakan sarapannya, lalu mereka berdua pun berangkat kesekolah bersama Hizkil,

“aduh kak, aku lupa ada sesuatu yang harus kukerjakan, aku duluan yah !” jelas Anggelina langsung berlari, sedangkan Hizkil dan Anggela hanya berjalan pelan sambil ngobrol-ngobrol,

“ya” jawab Anggela ke Anggelina

“Aku harus waspada” Hizkil bergumam sendiri

“hah?” tanya Anggela kebingungan

“ternyata adikmu Anggelina adalah musuhku, sepertinya dia ingin bersamamu selamanya” jelas hizkil memasang muka serius

“Enggak mungkin lah dia itu saudara kandung aku, tidak mungkin kami akan terus bersama ! Suatu saat nanti dia akan menemukan pasangannya dan menikah!” jelas Anggela dengan nada sedikit kesal

“ohh begitu! Kalau begitu aku ternyata aman, ternyata kamu akan bersamaku selamanya” jelas hizkil memasang wajah lega

“itu juga tidak mungkin! Suatu saat nanti juga kita akan berpisah dan memiliki keluarga masing-masing!” jelas Anggela dengan nada kesal

“ehh ayolah! Kamu jangan menikah Anggela, ayo kita bersahabat selamanya” jelas hizkil memasang muka kecewa

“apa kamu bodoh? Arti bersahabat bukan berarti terus hidup bersama, sesekali mereka juga akan berpisah karena suatu hal” jelas Anggela dengan nada yang masih kesal

“ehh padahal kitakan sama-sama bernasib buruk, kita sama-sama kehilangan orang yang kita cintai “ jelas Hizkil keceplosan

“ap-apa maksudmu?” tanya Anggela melihat Hizkil dengan muka penasaran

“hah?” hizkil lalu berpikir dan mulai sadar kalau dia telah mengatakan sesuatu yang seharusnya dia tidak katakan, “sialan aku keceplosan! Aku benar-benar mengacaukannya!” gumam Hizkil dalam hatinya sambil memasang wajah yang khawatir,

“bu-bukan apa-apa itu hanya gurauan, ahahaha” jawab hizkil tertawa sambil memalingkan wajah

Anggela hanya terdiam sambil melihat Hizkil “sudah kuduga, Hizkil juga pasti menyembunyikan sesuatu. Tapi kenapa? Kenapa kak Keisha dan Hizkil tidak memberitahuku?” jelas anggela dalam hatinya sendiri

“Oh iya yang lebih penting, kamu sadar gak kalau si Shina jadi bertingkah aneh” tanya hizkil mengalihkan pembicaraan 

“masa sih? “ Anggela dengan nada malas

“aduh seperti biasa sifat kamu gak berubah-rubah, aku jadi sempet ragu kalau kamu pernah jatuh cinta sama si Shina”

“udahlah, jangan bahas masalah itu. Males ! dan lagipula kita harus cepat-cepat ini, sudah hampir jam setengah 8” jelas anggela lalu mempercepat langkah kakinya

“yaa aku sih gak terlalu masalah dengan itu. Aku bisa kapan saja ke sekolah dengan kemampuan teleportku” jelas Hizkil tersenyum ke Anggela

“mau menumpang padaku?” lanjut Hizkil bertanya

“tidak! Lebih baik aku kesiangan, daripada merasakan perasaan mual itu !” jelas Anggela dengan nada sedikit kesal

“ahahaha, tenang tenang nggel. Aku juga enggak akan menggunakan teleport. Jadi kita bisa kesiangan bersama” senyum Hizkil

“berhenti senyum-senyum bodoh seperti itu, dan bergegaslah berlari “ Anggela lalu berlari ke arah sekolahnya

“dasar !” senyum Hizkil lalu ikut berlari mengejar Anggela

Sambil terus berlari hizkil bergumam dalam hatinya dengan nada sedih,

apa ini akan baik-baik saja untuk Anggela, apa ini benar-benar jalan yang terbaik untuknya. kak Keisha, kak Heli?”


***


Chapter Selanjutnya
Chapter Sebelumnya
Main Menu

My dearest [Chapter X] [Schyte Room] Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar