My dearest [Chapter I] [Pengakuan]



  • Title: My Dearest
  • Genre: Action, Fantasy, Romance, Drama, Supernatural, Mystery
  • Author: Lullaby (Pen Name)
  • Status: Ongoing

Bagian Pertama: "Kineser Terkuat"

Anggela terbangun oleh mimpi yang sama, dia bermimpi bahwa dia sedang tersesat dalam gurun pasir yang sangat luas. Hanya seorang gadis yang dapat dia temui dalam gurun pasir tersebut, tapi gadis tersebut tidak dikenali olehnya, bahkan saat Anggela mencoba mendekatinya gadis tersebut selalu saja pergi menjauhinya.

“Anggela bangun! Jangan sampai kesiangan lagi!”

“Ya kak! Aku udah bangun, ” jelas Anggela sambil bangun dari tempat tidurnya dan langsung bersiap untuk pergi ke sekolah.

“Aku berangkat kak! ” Teriak Anggela sambil memakai sepatunya yang berada didekat pintu keluar.

“Ya hati-hati, jangan pulang terlalu malam!” Balas teriak sang kakak dari dapur.

Di pagi hari ini dia berangkat seperti biasannya, dia berangkat ke sekolahnya dengan berjalan kaki. Tapi ada yang berbeda pagi hari ini dengan pagi hari yang lainnya, karena dalam perjalana ke sekolahnya tiba-tiba muncul  sekumpulan siswa gangster yang mendatanginya.

“Hei kamu botak! Kami minta uang, ” gertak salah satu gangster sambil memasang muka menakutkan dihadapan Anggela.

“Bo-botak? Maaf tapi aku tidak botak kak, jadi aku permi –“

“Sialan!! Kamu mau kabur hah?!”  salah satu ganster sambil menghadang Anggela.

“Ma-maaf bukan begitu kak, ini akhir bulan jadi saya tidak punya uang –“

“Cari alasan ajah kamu! Cepat berikan uangnya, atau kamu mau kena pukul hah?!” Teriak gangster yang sebelumnya memotong perkataan Anggela dengan nada kesal.

“Sudah aku bilang kak, aku tidak mempunyai uang –“ Anggela tetapi perkataanya tidak selesai karena mendapat pukulan dari salah satu ganster tersebut.

“Banyak bacot kamu!! Aku habisin –“ geram kesal salah satu anak gangster yang memukul Anggela.

“Hey kalian!" Teriak seorang gadis cantik yang berjalan cepat menghampiri mereka.

"Kalo dia gak punya uang, udah lepasin ajah, jangan mukul dia ! Buang-buang tenaga kalian ajah, ” lanjut gadis tersebut dengan nada kesal.

“Hah?!! Apa hubungannya denganmu jika kami memukul anak ini?“ Tanya kesal anak ganster yang memukul Anggela kepada gadis tersebut.

"Aku tidak punya hubungan apa-apa dengannya."

"Kalau gitu urus saja urusanmu sendiri ! Jangan ganggu kami !" Jelas Ganster tersebut dengan nada kesal.

"Tingkah laku kalian membuatku muak ! Tau tidak? Kelakuan kalian ini mengganggu pemandanganku, " geram gadis tersebut dengan nada kesal.

"Apa maksudmu berkata seperti itu?! Siapa kamu hah?! Berani berkata seperti itu kepada kami, " Tanya salah satu anak ganster sambil berjalan mendekati gadis tersebut. 

“Siapa aku? Dasar sampah! Kalian tidak kenal siapa aku?” Balik tanya gadis tersebut dengan nada semakin kesal.

Dengan muka kebingungan ganster itu mulai berpikir.

“Rambut hitam yang bergelombang dan mata coklat? Ehmm, aku tidak me -" geram anak ganster itu sendiri berpikir sambil melihat gadis tersebut.

“Ja-jangan - jangan dia putri dari keluarga bangsawan itu?” jelas salah satu ganster dibelakangnya sambil menunjuk gadis tersebut.

“Haah?! Yang benar? Kenapa dia bisa di pinggiran jalan seperti ini?”

“Ma-mana aku tau, lebih baik kita pergi dari sini !! Aku gak mau mempunyai masalah sama keluarga bangsawan.”

“Ya ya, kita pergi, aku juga gak mau terlibat dengan keluarga seperti itu, ” lalu dengan sangat cepat mereka pun pergi meninggalkan Anggela dan gadis bangsawan tersebut.

“Hpmh !" Gadis tersebut memalingkan wajahnya sambil melirik sinis Anggela.

 "Ini sebabnya aku benci orang lemah!” Lanjutnya sambil berjalan pergi menuju arah sekolahnya.

Gadis cantik yang menolong Anggela bernama Shina Shilvana kelas sepuluh. Dia memiliki rambut hitam bergelombang dengan warna mata yang coklat, Shina merupakan Kineser tingkat 2 dengan kemampuanaerokinesis, yang berarti dapat memanipulasi atau mengontrol udara sekitar. Dia merupakan salah satu anggota keluarga bangsawan grade C.

Setelah kejadian itu Anggela mulai tertarik dengan gadis yang bernama Shina Shilvana itu, dia menjadi lebih sering memperhatikan gadis tersebut. Meski mereka berbeda kelas, Anggela selalu saja memiliki waktu untuk mengunjungi kelasnya Shina.

Hizkil, sahabatnya Anggela mulai penasaran dengan sikap Anggela yang aneh.

Hizkil merupakan sahabat Anggela sejak kecil, dia memiliki rambut dan mata yang berwarna merah. dia memiliki sifat yang aktif dan kurang peduli terhadap orang yang tidak dikenalnya. Dia hanya peduli, mungkin sangat peduli pada orang-orang yang dia kenal, seperti Anggela.

Ya tentu saja, sifatnya tersebut sangat berlawanan dengan sahabatnya Anggela yang sangat peduli terhadap orang lain. 

Hizkil juga merupakan salah satu orang yang mengetahui rahasia besar tentang kebenaran Anggela, dia sengaja berpura-pura tidak tau di depan Anggela karena suatu alasan tertentu.

Saat istirahat pertama dia pun mengajak Anggela pergi ke halaman sekolah untuk menanyakan masalah tersebut, Hizkil bertanya ke Anggela sambil meminum air yang baru saja dibelinya.

“Nggel, kamu udah punya gebetan?”

Dengan nada datar Anggela menjawab. “Udaaah.”

Hizkil terlihat kaget dengan jawaban Anggela, karena yang dia tahu sebelumnya Anggela tidak pernah tertarik pada seorang gadis.

Sambil melihat mukanya Anggela, Hizkil pun bertanya kembali dengan nada penasaran. “Waaah seriusan? Siapa? Boleh aku tau gak?”

“Boleh, tapi kayaknya dia gak tertarik sama aku.” jawab Anggela lalu berdiri dari tempat duduknya.

“Siapa nggel?” Tanya Hizkil semakin penasaran.

Sambil berjalan ke kelasnya, Anggela pun menjawab “Shina Shilvana, kelas X-A.”

 "Heee cewek populer itu? Aku gak nyangka kalo tipe kamu kayak gitu. Tapi kamu tau gak? katanya si Shina itu sifatnya kurang ba –“ Hizkil, cuman penjelasannya dipotong oleh Anggela.

“Terserah, aku gak peduli.”jawab Anggela cuek, sambil berjalan ke kelasnya dan Hizkil pun mengikutinya dari belakang sambil berkata.

”Tapi kalo kamu beneran suka, kamu harus ungkapin perasaan kamu, kamu harus agresive, siapa tau ajah cocok!”

"Ohh gitu yah,” jawab Anggela polos.

Besoknya Hizkil datang ke kelasnya Shina, dan berniat meminta nomor Handphonenya yang buat diberikan kepada Anggela. Tapi Shina menanggapi hal tersebut dengan mengira kalo si Hizkil ini lagi nyoba deketin dia, tentu ajah si Shina ini jadi seneng bukan main, karena gadis populer seperti Shina ini ternyata menyukai Hizkil.



***

Bagian Kedua:

Shina masih belum mengetahui kalau alasan Hizkil meminta nomor handphonenya adalah buat diberikan kepada Anggela. Dia masih menganggap kalau Hizkil ini lagi mencoba mendekatinya.

Setelah meminta nomor handphonenya Shina, Hizkil langsung berlari ke kelas Anggela dan berniat memberi tau nomor Shina ke Anggela.

“Nggel, sini!” Teriak Hizkil dari luar kelas Anggela.

Anggela pun berdiri dari tempat duduknya dan langsung berjalan menghampiri sahabatnya.

“Aku udah dapet nomor si Shina nih! Entar kamu ajak ketemuan ajah, terus tinggal ungkapin deh perasaan kamu, ” jelas Hizkil ke Anggela sambil memberikan nomor handphonenya Shina.

”Ungkapin? Emang segampang itu yah dapetin dia? ” tanya Anggela sambil memasang muka keheranan. 

Lalu sambil memegang pundak Anggela, Hizkil pun menjawab. “Coba ajah dulu, siapa tau berhasil.”

“Kalau gagal?” Tanya Anggela sambil melepas tangan Hizkil dari pundaknya.

Lalu dengan senyuman yang aneh, Hizkil menjawab. Coba lagi !!“

Anggela merespon jawaban Hizkil dengan muka datar yang berkata. “Hah?”  

“Bukan hah heh hoh, kamu lakuin ajah deh apa kata aku, pasti berhasil kok ! Jelas Hizkil sambil pergi meninggalkan kelas Anggela, karena bel masuk sudah berbunyi.

“Ya ya ya, ” jawab Anggela  sambil masuk kembali ke kelasnya.

Malam harinya dengan perasaan debar-debar Anggela akhirnya mengirimkan pesan ke Shina.

Anggela: “Selamat malam, ini dengan Shina Shilvana dari kelas X-A bukan?”

Shina : “Iya iya, ini pasti dari kak Hizkil yah? :)”

Anggela: “Enggak bukan, aku Anggela dwiputra dari kelas X-B :)” 

Shina :“Ohh cuman kamu ternyata, tau darimana nomor handphone aku?”  

Anggela: “Dari temen aku ahahahaha, kamu lagi ngapain?” 

Shina : “Makan!”

Anggela: “Ohh. Besok, lebih tepatnya pas istirahat pertama kita boleh ketemuan gak di belakang halaman sekolah? Ada sesuatu yang mau aku omongin. :)"

Shina : “Penting gak? Kalau enggak penting, aku males ah.” 

Anggela: “Penting kok, mau yah? :)" 

Shina : “Ya udah deh, tapi jangan lama-lama.” 

Anggela: “Oke. :)” 

Besoknya, lebih tepatnya ketika jam istirahat pertama, akhirnya mereka berdua bertemu di tempat yang sebelumnya telah ditentukan.

“Jadi apaan yang mau diomongin sama aku, ” tanya Shina sambil memalingkan wajahnya.

“Kamu masih inget gak waktu aku di peras sama anak ganster?”

“Ohhh, iya aku inget, emangnya kenapa?” 

“Saat itu kamu nolongin aku, jadi aku belum sempet bilang terima kasih sama kamu.” 

“Ohh ya sama-sama, terus? udah itu doang? Gak penting banget, ” jawab Shina sambil melirik sinis kepada Anggela.

“Terus juga sejak saat itu aku udah mulai suka sama kamu, mau gak jadi pacar aku dan ngedate sama aku?” Tanya Anggela dengan muka yang mulai memerah.

Dia menuruti apa yang Hizkil katakan dengan langsung mengungkapkan perasaanya pada Shina.

“Haaah? Kamu? ”Jawab Shina sambil memandang rendah Anggela

“Iya, ” jawab Anggela tersenyum.

Tiba-tiba muka Shina berubah dari yang tadinya memandang rendah Anggela, menjadi tersenyum licik sambil melihat Anggela dari kaki sampai kepala secara teliti. Dia berkata dengan nada sedikit sombong.

“Ok, aku mau jadi pacar kamu kok"

"Be-beneran?" Tanya Anggela terkejut seakan tidak percaya.

"Iya, emm besokkan hari minggu, jadi kita besok date yah? Aku tunggu di depan sekolah kita, ” tanya Shina tersenyum sambil meninggalkan Anggela.

“Bo-boleh, ” jawab Anggela sambil melihat Shina yang berjalan pergi.

Anggela berjalan menuju kelasnya karena bel masuk telah berbunyi, dia seakan masih tidak percaya kalau Shina menerima pernyataannya. Selama pelajaran berlangsung dia hanya memikirkan bagaimana rencana datenya dengan Shina.

Karena hal tersebut lah dia tidak konsentrasi pada pelajaran dan tanpa dia sadari kelas telah berakhir, dan memasuki jam istirahat kedua.

Pada jam istirahat kedua tersebut, Anggela pergi ke kantin untuk mengisi perutnya, disana dia bertemu dengan sahabatnya Hizkil yang sedang bersama dengan teman-temannya.

Woah Anak populer memang terlihat berbeda yah.”  gumam Anggela dalam hatinya.

Dia lekas pergi menjauhi Hizkil karena takut menggangu suasana, tapi saat Anggela akan meninggalkan kantin tersebut dia terlebih dahulu terlihat oleh Hizkil.

“Anggela! Woi !” Teriak Hizkil berlari menghampiri Anggela.

“Apa?”

“Nggel kamu udah sms si Shina?” 

“Udah, ” jawab Anggela tersenyum

“Kamu tersenyum? Langka banget? jangan-jangan kamu udah jadian sama si Shina.”

“Iya ahahaha, ”jawab Anggela diikuti dengan tertawa kecilnya.

“Woah aku turut senang, selamat yah!!” Hizkil ikut tersenyum bahagia.

“Ahahaha, tapi ini semua berkatmu, Thanks yah.”

“Hmm, kamu udah ajak dia date belum? ” Tanya Hizkil dengan memasang muka penasaran.

“Udah, malahan dia yang ngajak date.”

“Ehh seriusan?? Masa?” Hizkil terkejut lalu diikuti dengan memasang muka curiga.

Anggela merespon perkataan Hizkil dengan anggukan kepalanya.

“Ohh gitu, kamu mau kemana sekarang?” lanjut Hizkil bertanya.

“Toilet.”

“Bagus kebetulan, aku juga mau kesana,” jelas Hizkil tersenyum

“Pembohong.” Anggela lalu kembali berjalan.

“Seriusan aku juga mau ketoilet, ahahaha.” Jelas Hizkil diakhiri dengan tertawaannya.

Pada saat itu Anggela merasa sangat bahagia karena sudah bisa hidup sampai saat ini, dia akhirnya bisa merasakan rasa cinta. Hubungan ini merupakan pengalaman pertama baginya, dia pun mulai menyadari betapa indahnya orang yang sedang jatuh cinta.

Tapi kebahagiaan itu hilang dalam sekejap saat dia pergi ke toilet bersama Hizkil. Dia tidak sengaja mendengarkan percakapan Shina dengan temanya di dalam toilet perempuan.



***

Chapter Selanjutnya 

My dearest [Chapter I] [Pengakuan] Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar