My dearest [Chapter IX] [Alasan Kedatangan Silca]

  • Title: My Dearest
  • Genre: Action, Fantasy, Romance, Drama, Supernatural, Mystery
  • Author: Lullaby (Pen Name)
  • Status: Ongoing

Bagian Pertama: Kinester Terkuat



Anggela terbangun oleh suara manis adik kembarnya,

“kak bangun! Kak Anggela bangun!”

“ohh, iya “ jawab Anggela setengah sadar

Semenjak Anggelina mengetahui tentang Anggela dan Keisha adalah kakak kandungnya, dia memutuskan untuk tinggal bersama mereka. Itulah alasan dia bisa membangunkan Anggela di pagi hari,

“cepet ke ruang keluarga ! kak Keisha udah nungguin” jelas Anggelina memasang muka cemberut lalu pergi ke pintu keluar kamar Anggela

“Anggelina tunggu!” Anggela sambil bangun dari kasurnya

“apa kak?” tanya Anggelina berjalan menghampiri kakak kembarnya

“jika dipikir-pikir kita belum membuat perjanjian yah?”

“hah?perjanjian?” tanya Anggelina kebingungan

“ok dengerin kakak, jika kita berada disekolah kita bukan adik dan kakak. Kita hanya teman sekolah, kamu jangan pernah ngasih tau semua temen kamu kalau kakak ini adalah kakak kandung kamu!” jelas Anggela memasang muka serius

“ehhh? Kenapa ? kok gitu? Aku gak keberatan kok punya kakak kembar yang jelek” jelas Anggelina dengan nada sedih

jelek?” geram kesal Anggela dalam hatinya

“bukan, bukan itu Anggelina. Jika semua temen kamu tau bahwa aku adalah kakak kembar kamu, otomatis identitas kemampuanku yang sebenarnya akan lebih mudah terbongkar”

“tapi kak –“ Anggelina terpotong oleh Anggela

“gak ada tapi-tapian” Anggela lalu turun dari kasurnya dan berjalan ke kamar mandi

Anggelina hanya terdiam cemberut sambil melihat kakaknya yang masuk kamar mandi, lalu setelah kakaknya tersebut masuk, dia pun pergi menuju ruang keluarga tempat Keisha berada,

“mana kakak kamu?”

“lagi di kamar mandi” jawab Anggelina sambil duduk di kursi sofa

“tangan kamu gimana?” tanya Keisha dengan nada khawatir

“aku gak apa-apa kak” jelas Anggelina lalu memakan sarapannya, untuk beberapa saat suasana sangat tenang, lalu

“Anggel –“ teriak Keisha memanggil Anggela tetapi terpotong oleh Anggela itu sendiri yang baru saja memasuki ruang keluarga tersebut,

“aku disini kak!” jelas Anggela lalu berjalan ke kursi sofa

“kamu lama banget, cepet makan sarapannya, entar kesiangan” jelas Keisha

“iya kak” jawab Anggela lalu duduk dikursi sofa dan memakan sarapannya

Mereka bertiga pun makan bersama, saat itu suasana sangat damai sekali

“kak Anggela?” tanya Anggelina membuka pembicaraan sambil melihat Anggela

“hmm?” Anggela melihat Anggelina sambil meminum air

“kalau tidak salah dikelas kakak, ada murid pindahan yah?”

“ohh iya, dia seorang gadis yang masih muda”

“beneran? Aku juga denger-denger kalau ada gadis kecil yang masuk HoK” jelas Anggelina memasang muka bersemangat

“iya, mungkin dia berumur sekitar 12 tahun”

“namanya? Siapa namanya?” Anggelina bertanya dengan muka penasaran

“Si-Silca” jawab Anggela dengan nada gugup sambil melihat cemas kakaknya, Keisha

“Silca? Wah nama yang bag –“ Anggelina terpotong oleh Keisha yang tersedak makanan

“Si-Silca?!” Keisha bertanya sambil memasang muka terkejut

“mu-mungkin bukan Silca yang itu” geram Keisha sendiri berpikir positive

“dia yang asli, Silca Elica De Liviandra!” jelas Anggela dengan nada sedikit keras

Anggelina hanya kebingungan melihat kedua kakaknya yang bertingkah aneh,

“wah gawat sudah siang!” jelas Anggela sambil berdiri dari tempat duduknya

“iya iya, aku juga harus berangkat !”Anggelina ikut berdiri

“Anggela ! tunggu dulu, ada yang mau kakak bicarain” Keisha ikut berdiri

“tapi kak? Kita udah telat in –“ Anggelina kembali terpotong oleh Anggela

“kamu duluan ajah, nanti kakak nyusul” senyum Anggela

“hmmm, yaudah deh. Aku berangkat !!” Anggelina lalu berlari pergi brangkat sekolah

Setelah Anggelina pergi untuk sesaat suasana tiba-tiba menjadi tegang,

“apa benar yang kamu katakan tadi Anggela?” tanya Keisha mencairkan suasana

“hmm ya, aku juga sangat terkejut dengan kedatangannya”

“Apa yang dia lakuin di Dealendra?” tanya Keisha memasang muka serius

“aku masih belum tau, tapi jika dia sampai berada disini ....”

“sesuatu yang buruk pasti terjadi?” Keisha melanjutkan perkataan Anggela

“iya” jelas Anggela memasang muka serius

Anggela berjalan menuju sekolahnya, hingga dia sampai di gerbang sekolah dan melihat sekumpulan siswa HoK yang berkumpul. Anggela penasaran apa yang sebenarnya terjadi sampai-sampai siswa-siswa HoK itu berkumpul.

“ada apa?” Tanya Anggela ke salah satu murid yang berkumpul

“HoK diserang, uang kas sekolah diambil oleh Kineser tingkat atas yang menggunakan Aerokinesis” jelas murid tersebut dengan muka cemas

“iya lihat, gedung C saja sampai terbelah dua seperti itu! Dia benar-benar seperti monster” Salsa berjalan menghampiri Anggela

“ohh Salsa, lalu bagaimana dengan sekolahnya?” tanya Anggela

“sepertinya akan diberhentikan sampai gedung itu deperbaiki” jawab Salsa sambil melihat gedung C

“begitu yah”

Apa yang sebenarnya terjadi tadi malam? Kenapa aku tidak tau kalau ada perampok yang menyerang HoK?” geram kesal Anggela dalam hatinya sendiri

“tapi yang paling terlihat marah disini sepertinya Silca deh” jelas Salsa sambil memasang muka berpikir

“hah? Kenapa begitu?” tanya Anggela kebingungan

“entahlah, setelah dia melihat kejadian ini, dia terlihat sangat marah lalu pergi begitu saja”

“ke-kemana dia pergi?!” tanya Anggela sambil memasang muka penasaran

“kesana” Salsa menunjuk salah satu gedung lama yang tidak jauh dari sana

“ok terimakasih” senyum Anggela lalu langsung berlari ke gedung lama tersebut

kejadian ini pasti berhubungan dengan datangnya Silca ke daerah ini “ gumam Anggela dalam hatinya sendiri sambil terus berlari ke arah bangunan tersebut.

Dilain tempat yang tidak jauh dari tempat Anggela, Shina sedang berjalan kesekolahnya melewati gedung lama yang dituju oleh Anggela.

Tiba-tiba datang sebuah angin yang sangat tajam menyerang kakinya, Shina yang kurang waspada langsung terkena serangan tersebut dan langsung terjatuh. kakinya terluka cukup parah karena terus mengeluarkan darah,

“si-siapa?!” tanya Shina dengan nada kesakitan

“kenapa seorang gadis kecil sepertimu bisa berada disini?” tanya gadis perampok yang sebelumnya bertarung dengan Anggela

“ke-kenapa kamu menyerangku?” tanya Shina dengan nada ketakutan

“bukankah sudah jelas? Tentu saja untuk membungkam mulutmu!” jelas gadis tersebut dengan senyuman yang mengerikan.


***

Bagian Kedua :

“jadi dengan kata lain kamu penjahat yang sedang bersembunyi? Begitu?” tanya Shina sambil mencoba berdiri

“mungkin saja” senyum licik gadis tersebut

“kalau begitu, biarkan aku membalas seranganmu” Shina lalu mengeluarkan skill air cut  kearah gadis tersebut,

“menarik” senyum gadis tesebut lalu menghindari air cut yang ditembakan oleh Shina

“sayang sekali yah kamu hanya tingkat bawah, padahal kamu kineser yang tangguh” jelas gadis tersebut lalu melayang di udara

flo-floating air? Tidak mungkin!! hanya kineser tingkat atas saja yang bisa menggunakan skill itu! Jangan-jangan dia ...” gumam Shina dalam hatinya sendiri sambil memasang muka khawatir

“ya, aku kineser tingkat atas!” jelas gadis tersebut seolah-olah menjawab perkataan hati Shina

“sial sial sial!” Shina menyerang gadis tersebut dengan beberapa air cut, tapi serangan Shina tersebut dengan mudahnya dihindari oleh gadis tersebut, dia malah tertawa sambil berkata,

“ahahahahaha, apa-apaan pemotong anginmu itu? Lambat sekali, biar aku tunjukan skill air cut yang sebenarnya !” jelas gadis tersebut lalu menyerang Shina dengan air cut.

Shina terkejut, dia tidak bisa melihat laju serangannya karena terlalu cepat, otomatis dia pun langsung terkena serangan tersebut tepat diperutnya, dia terpental sejauh 3m,

Dia mendarat tepat dihadapan Silca yang baru saja sampai ditempat tersebut, sambil memasang muka menyesal dia memperlihatkan isi tulisan dalam bukunya, “kamu tidak apa-apa!”

Shina tidak merespon tulisan Silca, dia hanya terus melihat Silca dengan tatapan lemah karena lukanya yang terus mengeluarkan darah,

“wah wah, senang bertemu denganmu lagi kak Silca, “ senyum gadis tersebut sambil melihat Silca

segera hentikan perbuatanmu itu Fie !” Silca memperlihatkan tulisan dalam bukunya pada gadis bernama Fie

“ayolah! Aku cuman bercanda, kita cuman bermain-main seben –“ Fie perkataanya terpotong karena dia menghindari serangan berupa railgun dari samping kanannya,

meriam petir? Tipe electrokinesis kah? Jangan-jangan laki-laki yang waktu itu?” jelas Fie memasang muka khawatir sambil menggunakan skill floating air

“berhentilah berterbangan seperti burung, gadis perampok!” teriak Anggela dengan senyuman

Saat Anggela datang, dia tidak sengaja melihat Shina yang berlumuran darah, dengan nada kesal dia berteriak pada Fie “apa yang kamu lakukan padanya !!”

“bufft” Fie menahan tertawa seakan-akan mengejek Anggela

“jangan-jangan gadis lemah itu pacar kamu? wahahahaahha, apa kamu serius?” jelas Fie dengan tertawaan yang tak tertahankan

“bukan bodoh!!,”teriak Anggela

” dia cuman mantanku” jelas Anggela sambil memalingkan wajahnya yang memerah

“ahahahaha, mukamu! Mukamu! Terlihat jelas dari mukamu kalau kamu masih menyukainya ! Apa kamu dicampakkan? Kamu dicampakkan kan?” jelas Fie sambil tertawa

“sudah cukup!! “ teriak Anggela dengan nada kesal

“kenapa kamu menyerang Shina?”  lanjut Anggela bertanya

“hahaha, kenapa? Hmmm” Fie mencoba menghentikan tertawaannya lalu berpikir

“mungkin karena aku sedang bosan, makanya aku menyerangnya ”lanjutnya tersenyum mengerikan sambil melihat Anggela

“Sialan !!” geram kesal Anggela sambil melihat Fie

“apa kamu tidak lupa pertarungan kita waktu itu !!” lanjut Anggela berteriak kearah Fie

“tentu saja aku tidak lupa pertarungan itu, tapi sekarang aku tidak akan kalah! Jika dipikir-pikir aku hanya harus menghindari serangan petir besar itu!” senyum mengejek Fie ke arah Anggela

“Kur –“ Anggela terpotong oleh teriakan yang sangat asing baginya, suaranya tersebut sangat indah, Anggela belum pernah mendengar suara tersebut sebelumnya,

Schyte Room!” teriak Silca mengeluarkan suaranya

schyte room?? Ja-jangan bilang ...” gumam Anggela dalam hatinya tapi dia langsung menghilang tanpa jejak, begitu pula bagi Fie, Silca, dan Shina. Mereka juga menghilang tanpa jejak.

Mereka berempat dipindahkan secara paksa ke dimensi baru oleh skill khusus dari tingkat Divinity


***

Chapter Selanjutnya
Chapter Sebelumnya
Main Menu

My dearest [Chapter IX] [Alasan Kedatangan Silca] Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar