My Dearest [Chapter XI] [Kejahatan Anggela?]

  • Title: My Dearest
  • Genre: Action, Fantasy, Romance, Drama, Supernatural, Mystery
  • Author: Lullaby (Pen Name)
  • Status: Ongoing

Bagian Pertama: Kebenaran Sylvia

Anggela sampai dikelasnya yang sudah memulai kegiatan belajar mengajarnya,

“wah sih banci kesiangan !” teriak salah satu murid sambil melihat Anggela

Dan dalam sekejap ruang kelas menjadi gaduh karena tertawaan para siswa,

“penjahat memang gak akan taat aturan, jadi wajarlah!” jelas Sylvia sambil melirik sinis Anggela

“Berisik semuanya ! Anggela cepat duduk !” Teriak sang pengajar dengan nada kesal

Anggela berjalan ketempat duduknya, dia tidak terlalu memikirkan cemoohan Sylvia dan teman-teman sekelasnya, yang hanya ada dipikirannya adalah

apa maksud hizkil tadi? Apa aku juga kehilangan seseorang, seperti Hizkil? Tapi siapa?” pikir Anggela sambil memasang muka serius.

Selama pelajaran berlangsung Anggela tidak memperhatikan pelajaran dia hanya terus memikirkan perkataan Hizkil tadi, dan berusaha mengingat seseorang yang sangat penting baginya.

Ting tong ! bell istirahat pertama telah berbunyi.

Setelah guru keluar, Anggela langsung bergegas berdiri dan berjalan cepat kearah pintu keluar sambil bergumam dalam hatinya

percuma aku tidak bisa mengingat apa-apa! Aku harus kembali bertanya pada Hizkil !"

Tapi sebelum dia sampai pintu keluar kelasnya dia malah bertabrakan secara tidak sengaja dengan gadis yang sangat membencinya yaitu Sylvia. Sylvia langsung terjatuh kebelakang karena tabrakan itu

“aww” teriak sylvia dengan nada kesakitan

“ahh ! maaf” jelas Aggela sambil memberikan bantuan berupa tangan kanannya kepada Sylvia

“Jangan sentuh aku, dasar pembunuh !” teriak kesal dari sylvia kepada Anggela sambil menampar tangan kanannya

“hah? Jangan bilang kamu masih mengungkit kejadian awal tahun itu?” Anggela dengan nada meremehkan sambil mengusap tangan kanannya dengan tangan kirinya

“aku gak akan lupa! Gak akan pernah maafin kamu yang sudah membunuh ibuku !!” geram Sylvia dengan nada sangat kesal sambil melihat Anggela dengan tatapan marah

“buff –“ Anggela menahan tawa yang seolah-olah mengejek Sylvia

“Siapa yang berniat minta maaf? Aku gak mau minta maaf ! lagipula aku gak merasa bersalah apa-apa atas kejadian itu !!” jelas Anggela tersenyum sombong,

“da-dasar Iblis!” sylvia dengan nada sangat marah, dia langsung berdiri dan berniat memukul Anggela, tapi sikapnya ditahan oleh sahabatnya Salsa,

“udahlah Sylvia ! jangan seperti itu!” jelas Salsa sambil menahan Sylvia yang ingin memukul Anggela

“seperti anak kecil saja!” jelas Anggela dengan nada sombong lalu berjalan pergi menuju pintu keluar,

Saat Anggela melewati Sylvia dan Salsa, Salsa berbisik dengan nada sedikit kesal kepada Anggela,

“sebenarnya apa maumu? Kamu sangat aneh! Kamu terkadang bersikap sangat baik dan terkadang juga bersikap sangat jahat ! Apa kamu punya 2 kepribadian?”

“entahlah!” senyum Anggela lalu berjalan pergi keluar kelas dan berniat mencari Hizkil

“Salsa kenapa kamu menghentikan aku untuk memukul iblis itu!” jelas Sylvia dengan nada sangat kesal

“Sylvi tenanglah, sekarang kita masih di sekolah. Jika kamu ingin benar-benar memukulnya, ajak saja dia untuk melakukan pertarungan, pertarungan kineser yang benar-benar adil” jelas Salsa sambil melepaskan Sylvia yang mulai tenang,

“ya aku mengerti ! tapi apa kamu tadi mengatakan sesuatu pada Anggela?” tanya Sylvia penasaran

“oh iya aku mengatakan sesuatu padanya, tapi bukan hal yang penting” senyum Salsa

Setelah kejadian itu kebencian teman-teman sekelas Anggela menjadi lebih dalam padanya. Tentu saja siswa yang paling membencinya saat ini adalah Sylvia, karena Anggela telah membunuh ibunya yang paling dia cintai.

Anggela mencari Hizkil ke kelas XI, tapi tidak ada. Anggela berpikir satu-satunya tempat selain kelasnya yang sering dikunjungi Hizkil adalah kantin sekolahnya, dia pun langsung bergegas berlari menuju kantin disekolahnya.

Dia sampai di tempat tersebut tapi dia tidak melihat Hizkil di penjuru kantin, dia hanya melihat Anggelina, Shina, dan Eliza yang sedang duduk mengobrol di suatu tempat duduk dikantin,

“Anggelina! Apa kamu melihat Hizkil?” tanya Anggela sambil berjalan kearah mereka

“kak Hizkil? Tidak, aku tidak melihatnya. Tapi bukankah dia selalu saja mengikutimu sambil memasang muka bahagia bodohnya?”

“karna itu! Setelah dia mengatakan sesuatu yang aneh tadi pagi, dia malah jadi sedikit lebih murung” jelas Anggela lalu melihat Shina

“ak-aku enggak! Maksudku aku enggak liat kak Hizkil” jawab shina gugup sambil memalingkan wajahnya, mukanya memerah layaknya tomat yang sudah matang

ke-kenapa dia? Sepertinya apa yang dikatakan Hizkil memang benar. Shina mulai bertingkah aneh! Apa karena efek penghapusan ingatan oleh Silca?” geram Anggela memasang muka berpikir

“aku juga gak liat –“ Eliza terpotong oleh teriakan teman sekelas Anggela yang baru saja memasuki kantin

“Oi ! liat si banci lagi mendekati gadis-gadis populer”

“rendahnya! Apa dia gak malu karena udah dibuang sama Shina!” Sylvia dengan nada sangat kesal sambil melihat Anggela dengan tatapan marah

dibuang?” gumam Anggelina dalam hatinya

“Dasar sampah!”

“Dasar Iblis !”

Begitulah beberapa cemoohan dari teman sekelasnya, Anggela hanya terdiam sambil memalingkan wajahnya. Ya tentu saja Anggelina merasa kebingungan dengan sikap mereka terhadap Anggela.

Dia untuk pertama kalinya melihat kakaknya dihina seperti ini, Dia merasa heran dan kesal melihat sikap mereka. Tentu ajah karena sifat harga diri yang tinggi, dia merasa tidak terima anggota keluarganya yang terhormat diperlakukan seperti itu, sambil memukul meja di depannya Anggelina berteriak,

“Apa-apaan ini?! kenapa kalian semua menghina kak Anggela sampai sebegitunya, apa salah kak Anggela?” Anggelina memasang muka marah kepada semua teman sekelas Anggela,

Setelah teriakan tersebut suasana di kantin menjadi cukup tegang semua terdiam melihat Anggelina sambil memasang muka kaget. Mereka baru pertama kali melihat gadis paling populer di HoK terlihat marah seperti itu.

Anggela juga ikut memasang muka kaget sambil melihat Anggelina, lalu dia pun mulai bergumam kesal dalam hatinya sendiri,

dasar bodoh ! kenapa dia tidak bisa mengontrol emosinya”

Setelah beberapa detik, suasana tegang pun mulai hilang, dan Eliza mulai bertanya kepada Anggelina dengan muka keherenan

“kak Anggela? Lina kelihatannya akhir-akhir ini kamu sering memanggil Anggela dengan sebutan Kak Anggela. Kenapa memanggil begitu? Padahal kita kan seumuran”

“iya aku juga dari kemarin penasaran, se-sebenaranya apa hubungan kalian berdua?” tanya shina dengan nada gugup

“y-ya sebenarnya –“ Anggelina terpotong perkataanya oleh kakaknya

Karena tidak mau identitas kemampuannya terbongkar, dan juga tidak mau adiknya jadi ikut dicemoohi, Anggela berkata dengan nada sombong,

“Tentu aja aku yang ngancem dia buat manggil aku kakak! Tapi sepertinya udah enggak seru lagi, jadi Anggelina! Kamu udah gak perlu lagi manggil aku kayak gitu!”

Angellina hanya kebingungan melihat perkataan kakaknya, dia bertaya “Ap-apa maksud –“ tapi langsung terdiam karena bisikan sang kakak,

“nanti kakak jelasin dirumah” bisik Anggela ke Anggelina

            Setelah itu anggela pergi meninggalkan kantin dan mencari hizkil, sedangkan anggelina dan shina merasa kebingungan. Mengapa anggela bertindak seakan-akan dia adalah orang yang jahat di depan semua siswa, khusunya didepan sylvia. Mereka berdua tentu saja tidak percaya dengan sikapnya anggela tadi, mereka berdua sudah benar-benar tau sifat anggela yang sebenarnya.


***

Bagian Kedua:

“Lagi? tanya anggela sambil melihat seluruh daerah sekitar

Terlihat gurun pasir yang sangat luas yang mengelilingi Anggela. Ya, dia kembali bermimpi aneh yang sering berulang-ulang,

“sudah lama aku tidak bermimpi seperti ini, terakhir ka –“ Anggela terkejut melihat gadis yang selalu ia kejar tepat berada dihadapannya,

Gadis tersebut terus berjalan mendekat ke arah Anggela, perlahan-lahan dia mengangkat kepalanya, dan saat 1m dari jarak Anggela dia bertanya sambil memasang muka yang sedih,

“apa kamu mengingatku?”

Anggela terkejut dengan wajah gadis tersebut, dia memiliki wajah yang sangat cantik dengan rambut twintail berwarna merah muda. ketika melihat wajahnya, hati Anggela langsung terasa sangat sakit, sakit hati yang amat dalam,

kenapa hatiku sakit sekali saat aku melihat wajahnya? Padahal aku tidak bisa mengingat semua tentangnya !“

“ti-tidak” jawab Anggela nada gugup sambil menggelengkan kepala,

Gadis tersebut sedikit terkejut dengan jawaban Anggela, lalu dia berjalan mundur beberapa langkah dari Anggela.

Dia tersenyum dan berkata dengan nada sedih ”Oh begitu, Syukurlah !”

Setelah mengatakan kata itu gadis itu melayang menjauhi Anggela, Anggela hanya berlari mengejar gadis tersebut. Tubuhnya bergerak sendiri, seolah-olah dia tidak mau kehilangannya.

“Jika kamu memberitahuku sebuah petunjuk, mungkin aku bisa mengingat mu!!” teriak Anggela memohon sambil terus mengejar gadis itu.

Gadis tersebut membalas teriakan Anggela hanya dengan senyuman sambil terus melayang pergi,

“Setidaknya jawab aku – ! “ Teriak Anggela cuman terbangun oleh teriakan sahabatnya, Hizkil

“Anggela, Anggela bangun!” Hizkil sambil terus menggoyangkan tubuh Anggela

Anggela terbangun dengan memasang muka setengah sadar dia berkata “Ohh hizkil? Kamu sudah selesai rapatnya ?”

“ya, meski guru-guru sedang rapat, kamu seharusnya tidak tidur –“ Hizkil terpotong karena melihat muka Anggela

“Anggela kamu menangis?” tanya Hizkil terkejut dengan nada pelan

“eh? Yang benar?” Anggela terkejut sambil mengusap air matanya

dia pasti bermimpi tentang dia! Perasaan memang tidak bisa dibohongi, kak heli, kak keisha!” Hizkil bergumam sedih dalam hatinya sambil melihat Anggela yang mengusap air matanya

“ya sudahlah ayo kita pulang!” ajak hizkil lalu berjalan ke arah pintu keluar

“ya” jelas Anggela mengikutinya dari belakang
                                                                                                      
Sepanjang perjalanan pulang suasana cukup hening tidak seperti biasanya. Hizkil yang biasanya berisik hanya terdiam sambil terus berjalan, tentu saja Anggela merasa heran dengan tingkahnya,

“Hizkil apa kau punya masalah?”

“umm tidak” jawab Hizkil singkat

“begitu” jawab Anggela memalingkan wajahnya

“ohh iya, sepertinya apa yang kamu katakan memang benar” jelas Anggela,

Dengan wajah kebingungan hizkil menjawab,

“hah? Tentang apa?”

“Tentang Shina yang bertingkah aneh” Anggela mendadak menghentikan langkahnya

“ohh tentang itu. Kamu juga udah merasa kan? kalau shina jadi bertingkah aneh” jelas hizkil ikut menghentikan langkahnya

“hmm iya” Anggela sambil melanjutkan langkah kakinya kembali

“kira-kira kamu tau gak penyebabnya?” tanya Hizkil lalu berjalan kembali mengikuti Anggela

“enggak, gak tau “

Sebenernya Anggela mulai curiga, keanehan Shina mungkin saja karena efek samping dari penghilangan ingatan dari Silca, tapi dia gak mungkin bilang ke Hizkil tentang hal tersebut, dikarenakan ada kemungkinan besar identitas Silca akan terbongkar.

“ohh iya, aku sudah dengar tentang kejadian tadi pagi ! tentang kamu yang bersikap jahat dihadapan semua orang” jelas Hizkil dengan nada sedikit kesal

Anggela hanya terdiam sambil memalingkan wajahnya,

“Anggela! Sampai kapan kamu mau menyembunyikan kebenaran itu?” tanya Hizkil dengan nada kesal

“entahlah, Aku gak mungkin terus terang sama Sylvia, gimana kalo penyakitnya kambuh lagi? aku gak mau usahaku yang selama berbulan-bulan ini sia-sia jawab Anggela sambil melihat Hizkil

“ini nih yang aku gak suka dari kamu. kamu selalu saja lebih mementingkan orang lain, tapi gimana sama perasaan diri kamu sendiri? Seharusnya saat ini kamu sudah mulai kesiksa kan?, karena sudah menjadi pusat kebenciannya Sylvia” jelas Hizkil dengan nada sedikit marah

“Aku juga gak suka sifatmu yang ini. Cerewet!” Anggela tertawa kecil

“Sialan kamu !” Hizkil ikut tertawa sambil memegang pundak Anggela

“tapi tenang ajah, aku masih bisa tahan kok sama kondisi ini” Anggela tersenyum sambil melepaskan tangan Hizkil dari pundaknya

“tertawa kamu masih bisa aku bedain antara yang asli dan yang di buat-buat, tapi senyum kamu susah banget dibedain, aku gak tau senyum kamu yang sekarang ini apakah senyum tulus asli, atau senyum yang hanya dibuat-buat” jelas Hizkil dengan nada serius sambil melirik Anggela

“tenang ajah, ini senyum tulus kok” senyum anggela sambil memejamkan matanya sebentar, dan untuk sesaat Hizkil terkejut melihat respon Anggela tersebut,

“oh gitu, yaudah sorry aku pulang duluan ya!” Hizkil sambil menahan rasa kesalnya, lalu menghilang menggunakan kemampuan teleportnya

“ya”

Sambil terus berjalan pulang Anggela berpikir tentang pertanyaan Hizkil tadi tentang masalah Sylvia.

Tidak terasa dia sudah sampai didepan rumahnya sendiri, saat dia ingin membuka pintu rumahnya, tiba-tiba dia tertarik oleh suatu hal “pe-perasaan ini! schyte room?” gumam Anggela dalam hatinya. Lalu dia pun lenyap dari depan pintu rumahnya.

Dia dipindahkan ke dimensi khusus, oleh skill khusus tingkat Divinity, yaitu, Schyte room.

Silca? Tidak bukan! Struktur dimensi ini sangat berbeda dengan dimensi khusus milik Silca. Tapi siapa?” gumam Anggela dalam hatinya sendiri sambil melihat seluruh penjuru tempat tersebut,

Terlihat tempat yang dipenuhi oleh bangunan-bangunan kuno yang sudah hancur, langit berwarna merah muda, dengan dua matahari berwarna merah muda menyala terang yang tidak bergerak sedikitpun.

Schyte Room ? siapa yang memanggilku ke tempat seperti –“ teriak Anggela tapi perkataanya terpotong oleh suara gadis yang berada dibelakangnya,

“aku terkejut kamu bisa mengetahui nama skill khusus ini” jelas gadis tersebut

Anggela membalikkan badannya. Terlihat rupa gadis tersebut, gaya rambut, muka dan suaranya sangat mirip dengan gadis yang berada dalam mimpinya. Ketika Anggela melihat gadis tesebut, rasa sakit dalam hatinya kembali datang ,

sa-sakit! Apa-apaan perasaan sakit ini? siapa gadis ini?! “ gumam Anggela dalam hatinya sambil memegang dadanya

“Siapa kau?!” teriak Anggela ke gadis tersebut sambil terus memegang dadanya

“Aku? Kamu tidak mengenalku?” gadis tersebut sambil memasang muka sedikit sedih

“oh iya tentu saja kamu tidak mengingatku, wajar saja” senyum gadis tersebut sambil memalingkan wajahnya.

Dia berjalan satu langkah menghampiri Anggela, lalu membungkuk layaknya seorang putri. Sambil memasang senyuman yang sangat manis dia berkata,

“namaku Alysha Aeldra, senang bertemu denganmu Anggela Dwiputra”

Di-dia tahu namaku?” jelas Anggela dalam hatinya sambil memasang muka khawatir, lalu dia berjalan mundur satu langkah dari gadis tersebut,

“tapi bukankah sedikit keterlaluan berteriak seperti itu pada seorang gadis” senyum Alysha tersebut sambil memejamkan matanya.

“bukankah Anggota keluarga bangsawan grade A sudah tahu betul bagaimana memperlakukan seorang gadis manis sepertiku” senyum Alysha lalu membuka matanya


***

Chapter Selanjutnya
Chapter Sebelumnya
Main Menu

My Dearest [Chapter XI] [Kejahatan Anggela?] Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar