My Dearest [Chapter III] [Mimpi yang sama]

  • Title: My Dearest
  • Genre: Action, Fantasy, Romance, Drama, Supernatural, Mystery
  • Author: Lullaby (Pen Name)
  • Status: Ongoing

Bagian Pertama: Kinester Terkuat
          
Anggela sampai dirumahnya yang ditemani oleh sahabatnya Hizkil.

“Aku pulang Kak !! Teriak Anggela.

“Eh sudah pulang? Cepat sekali –“ Keisha sambil berjalan menghampiri pintu lalu perkataannya terpotong karena terkejut setelah melihat kondisi Anggela.

“Angelaa ! Apa-apaan kamu ini? Kenapa banyak terigu dan telur di badan kamu? Lanjut Keisha bertanya sambil mebersihkan pakaian kotor Anggela.

“Oohh ini, temen aku mengira kalau hari ini adalah hari ulang tahunku, jadi gini deh, ahahaha,” jelas Anggela diikuti dengan tertawaan yang dipaksakannya.

“Apa benar itu Hizkil?” Tanya Keisha sambil melihat Hizkil. 

"I-iya Kak, itu benar.” Hizkil sambil memalingkan wajahnya.

“Aduuh ! Umur kalian ini kan sudah remaja, kenapa masih bertingkah seperti anak kecil,  jelas Keisha dengan nada sedikit kesal.

“Ya Kak maaf,  jelas Anggela dan Hizkil bersamaan.

“Lagipula ini bukan salahnya Anggela kak, dia cuman –“ lanjut Hizkil.

“Ya sudah lah, Hizkil silahkan masuk, dan kamu Anggela, cepat bersihkan badan kamu.”

“yaaa.”

Hizkil berjalan memasuki kamar sahabatnya Anggela, ketika memasuki kamar Anggela, dia langsung melompat ke kasur Anggela, dan mengambil sebuah buku yang berserakan diatas kasur tersebut. Sambil menunggu sahabatnya membersihkan badannya dia mulai membaca buku tersebut.

“Hey ini kamarku! Jangan seenaknya, jelas Anggela dengan nada sedikit kesal yang baru saja memasuki ruangannya sendiri.

“Ayolah nggel, kamu juga seperti ini kan dikamarku.

"Sejak kapan? ” Anggela sambil memasang muka yang menganggap remeh.

“ahahahaha, muka kamu lucu banget Anggela, Hizkil sontak tertawa.

“Siapa yang melucu?!! Teriak Anggela dengan nada kesal

“Ya ya sabar, ahahaha, Hizkil mencoba menghetikan tertawaannya.

“Ya sudah ada urusan apa kamu datang kesini? ”  Anggela sambil membereskan buku yang berserakan diatas kasurnya.

“Urusan? Gak tuh, aku gak punya. jelas Hizkil lalu kembali membaca buku.

“Haah?! “

“Apa-apaan sih reaksi mu itu? Aku kan –“ 

“Cuman main?

 Betul, ”  Hizkil sambil mengedipkan salah satu matanya ke arah Anggela.

“Berhenti mengedipkan matamu seperti itu, hal tersebut membuatku menjadi merinding, “ Anggela sambil menyalakan real portabel.

“Bagaimana kalau kita main ini? aku baru beli kasetnya kemarin, ” lanjut Anggela sambil menunjukan kaset game terbarunya.

“Berani? Yang kalah besok harus traktir yang menang, jelas Hizkil lalu melempar buku yang sebelumnya dibacanya.

“Woi jangan main lempar buku orang lain!! “  Teriak Anggela dengan nada sedikit kesal.

"Gimana bagus kan peraturannya? tanya Hizkil.

“Gimana jidatmu, Anggela sambil mengambil buku yang dilempar oleh Hizkil.

“Tapi aku terima tantanganmu, “ lanjut Anggela tersenyum.

Seharian mereka berdua bermain real portable, hingga mereka tidak merasa bahwa waktu telah berlalu, mereka mulai berhenti bermain game tersebut saat Keisha berteriak.

“Anggela! Hizkil! Mau sampai kapan kalian bermain game??! Ini udah jam setengah 9 malam, teriak Kakaknya Anggela dengan nada sedikit kesal.

“Waduh gawat,  aku harus cepet-cepet pulang nih, jelas Hizkil dengan nada sok serius sambil terus memainkan gamenya.

“Bisakah aku memukulmu? ” Tanya Anggela dengan muka datar.

“Ahahaha lucu Anggela, mukamu, mukamu!!”

"Sudah aku bilang, siapa yang melucu hah?!! Tanya Anggela dengan nada kesal.

“Ya ya, yaudah aku pulang dulu yah, ahaha, jelas Hizkil sambil mencoba menghentikan tertawaannya, lalu dia pun  berdiri, selang beberapa detik dalam sekejap dia pun menghilang tanpa bekas.

“Teleport kah? Senyum Anggela sambil mematikan real portablenya, lalu berbaring tidur diatas kasurnya.

“Hoaam, “ Anggela menguap dan tertidur.



***

Bagian Kedua:

Kembali Anggela bermimpi yang sama, dia berada dalam gurun pasir yang luas dengan suhu yang cukup tinggi.

“Lagi? ” Gumam Anggela sendiri dalam mimpinya.

Dia berjalan mengitari gurun pasir tersebut, dia mencari seorang gadis yang selalu dia temui dalam mimpinya tersebut.

“Kali ini aku harus berhasil menangkapnya. Gumam Anggela dalam hatinya sendiri.

Dan benar saja dia akhirnya melihat gadis tersebut, tanpa berkata apa-apa dia langsung berlari mengejar gadis tersebut. Tapi seperti biasanya gadis itu juga malah berlari menjauhi Anggela, sekuat apapun Anggela berlari jarak antara mereka berdua tidak pernah berubah.

Anggela hanya bisa melihat punggung gadis tersebut dengan rambut merah muda yang dikuncir dua.

“SIAPA KAU !! teriak Anggela pada gadis itu.

Tapi tidak ada jawaban darinya, dia hanya terus berlari menjauhi Anggela.

“Sial ! Mungkinkah itu hanya halusinasiku saja?” Anggela membalikkan badannya dan pergi menjauhi gadis tersebut.

“Ini bukan halusinasimu, gadis tersebut tertunduk sambil berjalan mendekati Anggela.

“Bo-bohong?! Dia berjalan kearah – Anggela tetapi dengan terkejut dia terbangun karena mendengar teriakkan kakaknya Keisha.

“Anggela !!!

“Haaah?! ” Anggela dengan nada sedikit kesal.

“Cepat mandi ! Sebentar lagi jam 8, jelas Keisha dengan nada kesal.

“Ehhhh!! Bohong, kenapa Kakak gak bangunin aku!!” Anggela langsung turun dari kasurnya dan berlari menuju kamar mandi.

“Kakak udah panggil kamu 18 kali, tapi kamu masih tidak menjawab, dasar !” Keisha dengan nada sedikit kesal.

“Sebelumnya udah kakak bilangkan, kalau kamu tidak boleh tidur diatas jam 8 malam, jadi gini kan akibatnya, ” lanjut Keisha bergumam sendiri.

Lalu setelah beberapa menit terdengar teriakkan.

“Aku berangkat Kak! Anggela berlari menuju pintu keluar dari rumahnya.

“Sarapan! Sarapan Anggela!! Teriak Keisha dengan nada sedikit khawatir.

“Nanti disekolah kak!! Teriak Anggela yang sudah berada diluar rumah.

Anggela terus berlari menuju sekolahnya, padahal jika dia menggunakan kemampuan kinesisnya dia bisa saja sampai di sekolah dalam sekejap, tapi hal tersebut akan membuat identitas kemampuan Anggela terbongkar.

Akhirnya dia sampai di sekolah, dan untung saja pengajar dalam kelas Anggela juga kesiangan, tapi dia sudah mempunyai firasat buruk tentang akibat dari kejadian kemarin.

Saat dia membuka kelasnya.

 “Banci! Kamu nembak Shina kemarin? Gak salah tuh, teriak seseorang di kelas, dan semua di kelas pun ikut menertawakannya.

“Gila ajah! Berani banget kamu itu nembak gadis populer disekolah. Emang kamu siapa??” jelas Sylvia salah satu teman sekelas Anggela.

Anggela bergegas langsung duduk dibangkunya, dia sudah tau kalau hal seperti ini pasti bakal terjadi. Anggela sudah siap mental untuk menghadapi hinaan dan cemoohan dari mereka semua.

“Hey kenapa kamu diem ajah? Malu hah? Aku baru tau kalau pembunuh juga bisa malu !!” jelas Sylvia dengan nada kesal.

Setelah perkataan tadi pengajar pun datang sambil berkata “Maaf maaf, bapak terlambat langsung saja kita mulai pelajarannya.

Proses pembelajaran berlangsung seperti biasanya, dan tidak ada yang berubah. Sesekali Sylvia dan kelompoknya mengobrol sambil melihat Anggela, mereka seolah-olah sedang membicarakan Anggela. Sedangkan
Anggela hanya tiduran di bangkunya hingga istirahat pertama, dan seperti biasa saat istirahat Hizkil datang ke kelas Anggela, dan seperti biasanya mereka pergi kekantin untuk membeli makanan.

“Anggela ingat janji kamu kan?” Hizkil berjalan mundur sambil menghadap Anggela.

“Iya aku ingat, ” Anggela menutup matanya menahan kesal.

“Tapi aku gak nyangka yah, kalo permainan kamu memburuk seperti itu –“ Hizkil terpotong oleh Anggela.

“Berisik! Pertandingan kita sengit, kamu hanya beruntung! ” Jelas Anggela dengan nada kesal.

“Hah? Beruntung darimananya? Aku menang 28 kali dalam 30 pertandingan. Itu bukan hanya keburuntungan, itu skill Anggela. ”

“Berisik!” Anggela sambil memalingkan wajahnya.

Akhirnya mereka sampai di kantin, seperti biasanya mereka berdua membeli makanan dan minuman, lalu setelah itu.

“Kita makan disitu yuk, ” ajak Hizkil sambil melihat tempat duduk yang kosong di dalam kantin.

“Aku diatap!” Anggela sambil berjalan pergi keluar kantin.

“Ehh? Aku juga awalnya berpikiran seperti itu loh.” Senyum Hizkil lalu berjalan mengikuti Anggela.

“Pembohong, bukannya kamu tadi bilang makan dikantin, ” jelas Anggela sambil terus berjalan.

“Itu aku keceplosan te-hee!” Hizkil memsang muka :P.

“Apa kamu benar-benar minta dipukul hah!” Geram kesal Anggela.

“Ahahahaha, sabar-sabar nggel, aku cuman bercanda.” Hizkil tertawa sambil melihat sahabatnya.

Saat mereka sedang berjalan menuju atap sekolah, Shina tanpa sengaja melihat mereka berdua, dia pun mulai berpikir

apa Anggela mau mengadu tentang kejadian yang kemarin!

Shina pun mengikuti mereka berdua dan berniat menguping pembicaraan mereka. Jadi saat Anggela berbicara macam-macam pada Hizkil tentang dirinya, dia bisa langsung tau, dan bisa memberi pelajaran pada Anggela.



**

Chapter Selanjutnya
Chapter Sebelumnya
Main Menu 

My Dearest [Chapter III] [Mimpi yang sama] Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar