Author: Valdo L Finz
Genre: Fantasy, Adventure, Action, Romance, Ecchi, Comedy.
Main Menu: Click Here!
ARTANIA
Chapter 01
Les’t Play to The Game.
“CROWN!! JANGAN KEMARI!”
Sambil
mendesak musuhnya dengan menggunakan pedang, Rain berteriak kepada
salah satu patnernya dengan sangat kencang. Hal itu dilakukannya karena
ia sangat khawatir dengan keadaan yang mendesaknya, terlebih lagi
melihat tindakan patnernya yang beranjak untuk mendekat.
Tapi
tetap saja, seberapa keras Rain mencoba untuk memperingatkannya, wanita
itu tidak mendengarkannya. Malahan, patnernya terus melangkah maju
tanpa perasaan ragu sedikit pun.Lalu didalam tindakannya, wanita itu
tersenyum dengan senyumannya yang tak biasa dan berkata.. ”Aku takkan
berdiam diri begitu saja, tuan..”
“Walaupun aku harus menghilang..” ucap patnernya dengan nada yang sedikit tertahan.
Lalu
wanita itu beranjak meloncat dari tepian kakinya ditanah, melayang, dan
bersiap menyerang dinosaurus yang berada dihadapan Rain.
“AKU AKAN BERJUANG BERSAMAMU!!!” teriaknya dengan sangat kencang.
Dengan
sangat tingginya, wanita itu melompat diatas Rain. Melompat seolah gaya
gravitasi tak berpengaruh untuknya. Lalu dengan sangat cepat dan
bertenaga, ia menghunuskan pedangnya tepat didalam pandangan Rain yang
menahan mahkluk dinosaurus bertubuh besar itu.
Mahkluk itu
adalah sebuah dinosaurus bermata merah. Sesosok dinosaurus yang sangat
menyeramkan dan mempunyai ukuran tubuh sangat besar. Tak hanya itu,
dinosaurus itu juga memiliki sepasang tanduk yang menjulang tinggi
dikedua sisi kepalanya.
Namun bagi siapa saja yang
melihatnya pasti akan merasa heran. Tak seperti dinosaurus lainnya,
dinosaurus ini mempunyai sepasang tangan layaknya manusia. Lalu dengan
sebuah genggaman yang erat, ia memegang kapak yang sangat besar didalam
genggamannya. Lengkap sudah kengerian yang terpancar darinya.
Hal
ini terjadi karena Rain dan patnernya tidak memperhatikan rute jalan
yang ditempuhnya. Jika saja mereka tidak memasuki jalan di hutan,
tentunya mereka tidak akan bertarung seperti ini. Namun usaha yang
dilakukan wanita yang bernama Crown itu sia-sia. Dinosaurus besar yang
berada dihadapan Rain berhasil mengelak dari sebuah tusukan pedang yang
dilancarkannya. Lalu sambil melompat secara serempak kebelakang dan
beranjak menjauh didalam keadaan itu, Rain berkata, “Kau ini selalu saja
begitu!” teriaknya.
Crown hanya tersenyum menanggapi
perkataan Rain. Sepertinya perkataan Rain hanya dianggap seperti sebuah
angin yang telah berlalu didalam telinga wanita itu.
Rain
sudah menyadarinya, bahwa Crown akan bertindak seperti ini. Namun tetap
saja Rain sulit untuk menerimanya. Sebab ini adalah adventure game yang
mempertaruhkan nyawa, jadi bagaimana mungkin Rain membiarkannya maju
begitu saja.
Tapi sepertinya tak ada waktu untuk berpikir,
itulah yang dirasakan Rain ketika melihat mahkluk besar itu beranjak
mendekat didalam keadaan santainya sejenak bersama dengan Crown.Dan
untuk seketika didalam keterdiaman Rain, dengan cepat ia
berkata, “Crown, untuk kali ini dengarkan aku,” ucapnya pelan, “aku
mempunyai rencana untuk mengalahkannya.”
Sejenak, Crown
menatap Rain didalam perkataannya. Tapi Crown hanya tersenyum ketika
melihat raut wajah Rain. Terlihat keseriusan yang sangat besar didalam
wajah Rain, itulah yang membuat Crown tersenyum dan tenang didalam
keadaannya.
“Baiklah, Tuan! “ ucapnya dengan sebuah senyuman. “Jadi, apa rencanamu?” tanyanya.
“Dengarkan
aku, ini hanya bisa dilakukan sekali,“ ungkap Rain dengan penjelasan
singkatnya, “setelah itu, akan membutuhkan waktu cukup lama untuk
mengaktifkannya.”
“Namun selama itu, bisakah kau menahannya?” tanya Rain kepada Crown dengan raut wajahnya yang cukup cemas.
Tetapi
menanggapi sikap Rain, kembali wanita itu tersenyum dengan hangatnya.
Tersenyum seolah-olah perintah yang dikatakan Rain bukanlah masalah
besar.
“Tenang saja, Tuan!” jawabnya dengan ekspresi yang sangat hangat, “kau bisa mengandalkanku!”
“Baiklah, ayo kita mulai!” ucap Rain didalam perkataan Crown.
***
Dihari
yang cerah disuatu tempat di Inggris, terdapat seorang pemuda yang
sedang menikmati waktu liburannya dengan cara yang tak biasa.
“Membosankan..” gerutunya.
‘Bermain game’
Hanya
itu yang dilakukannya untuk mengisi waktu luang. Memang setiap orang
pastinya mempunyai aktifitas yang dilakukannya untuk mengisi waktu
luang. Namun sepertinya hanya ia tak berpendapat seperti itu.
Link Succes.
Program open..
“Lest play to the game!”
Game,
game dan game.. hanya perkataan itu yang selalu terngiang dikepalanya.
Memang mendengarnya saja orang pastinya akan lansung berpikir negatif.
Jika
dipikir-pikir, perkataan mereka ada benarnya juga. Game hanya akan
merusak otakmu dan membuatmu menjadi malas. Kegiatan itu akan membuatmu
meninggalkan peran didalam kehidupan yang berputar disekelilingmu. Namun
sepertinya semua itu tak berlaku untuknya, karena dia menyukainya.
Oh
iya, aku sampai lupa memperkenalkannya. Namanya Rain, Rain Snowlight.
Seorang putra tertua dikeluarga Snowlight dan juga mahasiswa dari sebuah
universitas ternama bernama “New Kingdom University.”
“Kakak!
mau sampai kapan kau bermain game dan terus berada di kamar ini!”
teriak seseorang dengan sebuah hentakan pintu yang sangat kuat.
“Akhirnya anak menyebalkan ini datang lagi.” pikir Rain.
Gadis
yang dikatakan menyebalkan olehnya ini adalah Carlin Snowlight. Dia
adalah adik terbungsu dan terakhir dalam keluarga Snowlight. Tubuhnya
memang kecil, tapi jangan salah.. suaranya itu sangat kencang dan juga
keras. Terlebih lagi tenaganya itu.. sangat tak masuk akal untuk ukuran
tubuh sekecil dia.
“Pikirkan urusanmu sendiri, adik bodoh..” balas Rain kepadanya.
“Apa kau bilang!” teriaknya kepada Rain, berusaha untuk membalas semua perkataan Rain.
Setelah
itu kembali, pertengkaran terjadi diantara mereka. Yah kurang lebih
seperti itulah kehidupan sehari-hari yang mereka jalani.
Waktu
terus berlalu tanpa pernah Rain sadari. Memang bermain game akan
membuat siapa saja lupa waktu. Tapi tetap saja.. Walaupun Rain sangat
menyukai game, tetap saja semua permainan terasa membosankan untuknya.
Wajar saja, sebab permainan game online hanya begitu-begitu saja.
‘Battle, Leveling, Hunting, dan Chatting.’
Memang
bagi pemula semua itu terasa menyenangkan. Namun tidak akan ada yang
menarik perhatianmu lagi jika kau terus memainkannya. Bukannya bermaksud
sombong, tapi tidak ada satu pun game online yang tak dapat Rain
selesaikan. Dari Quest terendah sampai
tersulit, hingga pertarungan perebutan wilayah antar petinggi. Meskipun
peringkat Rain tak begitu membanggakan didalam permainan game yang
dimainkannya.
“Tidak adakah game yang lebih menarik dan menantang?” pikir Rain.
“Tuan Rain, apa yang sedang kau cari?” tanya komputernya.
Komputer?
Apa aku salah menerangkan? Pasti kalian akan bertanya seperti itu. Yah,
betul.. Komputer Rain. Memang gila bukan? Komputer bisa berbicara.
Meskipun tidak masuk akal, namun itulah kenyataannya.
Mungkin aku akan menjelaskannya secara singkat.
Sewaktu
itu, dihari-hari sebelumnya, ketika Rain sedang mencari sebuah
permainan game yang menarik, komputer Rain terjangkit oleh sebuah Bug atau bisa juga dibilang dengan Virus. Namun
ada yang aneh dengan bug itu, bug itu tidaklah seperti bug yang sering
terlihat pada umumnya. Malahan bug itu terlihat seperti seorang wanita
pada umumnya.
Bug itu bernama Crown. Namun seiring Rain
mengenalnya, Crown terlihat menakutkan. Itulah yang dipikirkan Rain
ketika memperhatikannya. Wajar saja, bug atau virus hanyalah dugaan Rain
semata sebelumnya. Jika dibilang virus atau bug, crown lebih tepat bisa
dibilang seperti software yang ber-Intelegensi.
Crown adalah sebuah gadis Cyber
yang mempunyai intelegensi yang sangat tinggi dan kemampuan mengakses
data dengan cepat. Namun semua kealihannya itu terkadang disalah gunakan
oleh Crown.
Tak jarang Crown mengacak-ngacak data Rain,
mengerjainya dengan menghapus dan merubah semua tulisan perkerjaan rumah
yang dikerjakan rain melalui komputer. Memang wajahnya cukup manis,
tapi sayang.. cara bicaranya dan juga tingkahnya itu sama mengesalkan
seperti adiknya. Itulah yang dipikirkan Rain seiring mengenalnya.
Cheryl
begitulah ia memperkenalkan namanya dan menyapa Rain untuk pertama
kali.Namun karena ia selalu terlihat dengan sebuah mahkota dikepalanya,
Rain memanggilnya ‘Crown.’
“Sudah, kau diam saja.. Crown.” jawab Rain ditengah aktifitasnya.
“Kau ini, selalu saja berpura-pura terlihat menyebalkan seperti itu
tuan..” balas Crown kepada Rain dengan paras mukanya yang mengejek.
“Aku tidak berpura-pura, bodoh!” bentak Rain didalam perkataannya itu.
Hari
ini agar semua tak terasa membosankan, Rain berusaha untuk mencari
sebuah game online yang menarik melalui media internet. Memang pencarian
ini sangat membosankan untuknya, tetapi mau bagaimana lagi. Rain harus
terus mencarinya agar permainan yang dimainkannya terasa menyenangkan.
Rain
terus dan terus mencari, sampai-sampai semua itu membuat matanya lelah.
Lalu ditengah matanya yang sembab dan sedikit memerah, akhirnya ia
menemukannya.
Setelah mencari selama berjam-jam,akhirnya semua pencariannya tak sia-sia.
Artania “Find and feel the sensation”
Begitulah
kata-kata yang tertulis didalam Page itu ketika Rain melihatnya. Sebuah
page yang berwarna hitam legam dengan sebuah slogan besar bertuliskan
“Find and Feel The Sensation”. Tetapi ada keanehan yang terlintas
dibenak Rain ketika memandangnya. Yah jika diibaratkan seperti ada hal
yang menakutkan dan mencekam yang datang secara tiba-tiba didalam
perasaannya.
“Ada apa ini?” pikirnya.
Karena hal itulah untuk berjaga-jaga Rain segera memastikan dan mencarinya melalui media pencarian Result Testimonial.
Namun anehnya tak ada satu pun pencarian yang menunju kesana. Malah
bisa dibilang, game itu seharusnya tidak pernah ada. Karena
mempertimbangkan hal itu, pada akhirnya Rain segera menyuruh Crown untuk
mencari data yang berhubungan tentang game itu.
Rain
berusaha mencoba untuk mencari sebuah jawaban yang mungkin bisa
menghilangkan perasaan aneh didalam dirinya. Tapi tetap saja, walaupun
Crown bisa dibilang sebuah bug ber-intelegensi yang canggih, ia tidak
bisa menemukannya. Entah ada apa dengan semua itu, Rain pun tidak
mengerti.
Akhirnya karena rasa penasaran Rain yang lebih
kuat dari pemikirannya, akhirnya Rain memutuskan untuk
membukanya. Perlahan-lahan namun dengan pasti, Rain mulai menggerakan mouse yang ada didalam genggamannya dan mengarahkannya tepat menunju tulisan start didalam page itu.
Kembali,
rasa penasaran bercampur takut datang kedalam benak Rain ketika
melakukan tindakan itu. Dengan sedikit gerakan yang kaku dan ragu, Rain
tertahan sejenak ketika menggerakannya.
“Cepatlah, Tuan! mengapa kau ragu?” tanya Crown dengan raut wajahnya yang sedikit kesal.
“Bukannya kau ingin bermain game yang baru?”
“Sekarang kau telah menemukannya, jadi tunggu apa lagi!” desaknya.
Untuk
sementara, Rain sempat tertahan. Namun karena Crown terus memaksanya
dengan perkataan demi perkataan, pada akhirnya Rain menekannya.
Jantung Rain berdegup sangat kencang ketika menantikan game itu..
1.. 2.. 3..
Dia menghitung persentase didalam layar itu.
50, 60, 70..
Perasaan takut bercampur cemas menusuknya pada saat ia memperhatikan persentase angka yang semakin mendekat.
80, 90..
Ia mulai tak sabar menantikan jawaban atas perasaan yang mencekam didalam benaknya.
Dan begitu angka sembilan puluh sembilan ingin menjadi angka seratus..
Link Error.
“Cih,” ucap Crown ketika melihat keadaan itu.
Namun
menyikapi hal itu, Rain terlihat sedikit tenang. Sekarang perasaan
mencekam itu hilang seketika setelah persentase didalam game yang
dimainkannya gagal.
Tapi sesungguhnya Rain merasa sangat
senang. Sebab, ia sangat menghawatirkan perasaan yang mengganggunya
itu. Lalu didalam keadaannya, perlahan ia mulai menjauhkan pandangannya
dari komputer.
Selama beberapa detik ia mulai mengangkat kedua tangannya dan menggenggamnya tepat kedalam belakang kepalanya.
Suasana
itu cukup merisaukannya, membuatnya cukup tegang. Jadi memang sudah
seharusnya seperti itulah yang harus dilakukannya. Tetapi baru saja ia
mengalihkan pandangannya sejenak, dengan nadanya yang kencang, Crown
berkata..
“LIHAT ITU!! LIHAT.. LIHAT TUAN!”
Rain melihat pemandangan itu..
Dengan tatapan matanya yang tidak percaya,
ia melihatnya..
“Tidak mungkin..” pikirnya.
Link Succes.
Kembali,
perasaan mencekam datang ketika melihat pernyataan itu. Mencekam
seperti seolah-olah bahaya akan merajamnya pada saat bersamaan. Kemudian
setelah itu, ruangan menjadi bergetar.. Bergetar dengan kencangnya,
seperti badai ditengah lautan yang menerjang. Kencang, dan juga sangat
keras.
“ADA APA INI?!” teriak Rain dialam situasi itu, “MENGAPA RUANGAN INI BERGETAR?!”
Namun tak ada satu pun yang menjawabnya. Sementara Crown hanya tetap terdiam menanggapi keadaan itu.
Terdiam seperti seseorang yang tidak mengetahui apa pun..
atau sebaliknya?
Program open..
Kembali
ruangan bergetar dengan sangat kencangnya setelah pernyataan itu. Namun
sekarang lebih kencang lagi. Lebih kencang sampai-sampai membuat Rain
kehilangan keseimbangan dan terjatuh didalam keadaan duduknya.
Ruangan
bergetar sangat kencang, disusul dengan perabotan yang terjatuh dan
kaset-kaset game yang berantakan. Sementara Rain hanya bisa tertegun
didalam keadaan itu dengan wajahnya yang pucat pasi. Terkejut,
sampai-sampai ia tak tahu harus berkata apalagi untuk menjelaskan
situasi itu.
Ia berusaha mendekati komputer itu dan
mencoba untuk mematikannya. Namun saat ia mencoba untuk tetap tenang dan
memulai melakukan tindakan itu, semua itu sudah terlambat. Program itu
menyatakan..
“Lest play to the game!”
PATZZ!!!
Secara
tiba-tiba, sebuah cahaya menyilaukan muncul dari layar komputer itu.
Membuat pandangan Rain menjadi kabur oleh sinarnya yang sangat
menyilaukan.
Cahaya itu sangat menyilaukan, sampai-sampai
menerangi setiap sudut yang ada di sekitar kamar Rain. Tapi Rain tak
hanya tinggal diam. Rain berusaha untuk melihatnya, namun sayang
usahanya hanya sia-sia. Seberapa keras ia mencoba membuka matanya, tetap
saja cahaya itu terasa menyilaukan dan tak bisa membuatnya berpaling
dari jangkauan tangan yang menutupi matanya.
Lalu secara perlahan,
sedikit demi sedikit,
cahaya itu mulai menghilang..
Menghilang bersama pemandangan yang tak pernah Rain bayangkan sebelumnya.
Artania - Find and Feel The Sensation
Chapter 01 - END
To be continued Chapter 02 - Welcome to Artania
- Next Chapter: To see the next chapter click here
Tidak ada komentar:
Posting Komentar