My Dearest [Chapter V] [Deep Sea Mall]

  • Title: My Dearest
  • Genre: Action, Fantasy, Romance, Drama, Supernatural, Mystery
  • Author: Lullaby (Pen Name)
  • Status: Ongoing

Bagian Pertama: Kinester Terkuat

Anggela terbangun oleh suara nada dering dari handphonenya. Dengan masih memasang muka mengantuk dia mulai mengangkat handphonenya tersebut.

“Ya?”

“Nggel, ada yang mau aku bicarain.” Hizkil.

“Apa harus sekarang?” Tanya kembali Anggela dengan nada malas.

“Tentu saja! Apa sekarang kamu sedang sibuk?” Hizkil bertanya pada anggela dengan nada serius.

“Apa kamu mau kubunuh? Ini masih jam 2 pagi, orang normal seharusnya sedang mencoba untuk tidur sekarang ! ” Jelas Anggela dengan nada sedikit kesal.

“Sudah sudah, yang lebih penting aku mau bertanya.”

“Apa? Cepat aku masih mengantuk. Hoaam, ” Anggela lalu menguap.

“Maukah kamu nanti siang menemaniku pergi ke DSM? Aku –“

“Aku tutup!” Anggela dengan sangat cepat langsung menutup handphonenya, tit tit ~

“Apa-apaan orang itu? Meneleponku jam segini hanya untuk urusan yang tidak penting.” Anggela bergumam sendiri dengan nada sedikit kesal.

“Masa bodo dengan orang itu, besok kan sekolah diliburkan jadi aku bisa tidur seenaknya, “ senyum Anggela lalu melompat kekasurnya dan dalam sekejap langsung tertidur pulas.

 Harapan Anggela untuk tidur seenaknya telah sirna saat di pagi hari Hizkil datang kerumahnya dan membangunkannya.

“Anggelaaa !“ Teriak Hizkil.

“Ohh Hizkil? Bagus bagus kamu datang, tolong bangunin dia dikamarnya, “ Keisha tersenyum sambil terus memasak.

“Siap roger, ” Hizkil lalu berjalan kearah kamar Anggela.

“Anggela, Anggela bangun !" Hizkil sambil menampar-nampar kedua pipi Anggela, tapi Anggela tetap tidak bangun dan malah bersembunyi di balik selimutnya.

“Dasar ! “ Geram Hizkil sedikit kesal

“Ok kalau kamu gak mau bangun aku akan ungkap rahasia tentang Sylvia, lalu rahasia kemampuanmu, lalu –“

“Sialan ! Awas ajah kalau kamu ungkapin semua itu ! ” Anggela dengan nada kesal sambil membuka selimutnya.

“Ya ya ya, maka dari itu temenin aku pergi ke DSM, ” Hizkil tersenyum.

“Huuhh,” Anggela membuang nafas mengeluh.

“Apa-apaan reaksi mu –“

“Ya ya aku siap-siap sekarang!” Anggela sambil turun dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi.

“Siap-siap kemana? Mau pergi kemana?” tanya Hizkil dengan muka sok polos.

“Mau pergi membawamu ke neraka !” Geram Anggela dengan nada kesal lalu masuk ke toilet dan menutup pintu toilet tersebut dengan sangat kencang.

“Anggela !! “ Teriak Keisha dengan nada sedikit kesal.

“Maaf Kak itu ulah Hizkil yang menendang pintu toilet ! ” Teriak Anggela.

“Ehh kok aku? –“

“Hizkil !!” Teriak Keisha.

“Yaaa maaf kak !!” Teriak Hizkil membalas teriakan Keisha.

“Hmmph, ” senyum Hizkil melihat toilet yang dimasuki Anggela.

“Dasar, “ lanjutnya lalu tiduran di atas kasur Anggela.

Selang beberapa menit setelah kejadian tersebut akhirnya Anggela keluar dari toiletnya, dia terkejut karena melihat kelakukan sahabatnya.

“Apa-apaan orang ini, bukankah dia yang mengajakku untuk pergi?” Geram Anggela sendiri sambil melihat Hizkil yang tertidur pulas diatas kasur.

“Woi bangun!” Anggela sambil melemparkan bantal yang berada dilantai ke arah muka hizkil, tapi Hizkil tetap tidak terbangun dia malah jadi memeluk bantal tersebut.

“Hmm~ Liana~” Hizkil melindur dalam tidurnya sambil memasang muka sedih.

Setelah Anggela mendengar perkataan tersebut, dia jadi ikut memasang muka sedih sambil melihat Hizkil.

“Yah apa boleh buat, aku akan biarkan dia tidur sebentar, “ senyum Anggela sambil mengambil pakaian didalam lemarinya.

“Anggela apa kamu udah bangun !!” Teriak Keisha dari dapur.

“Apa aku harus menjawabnya?!” Teriak Anggela dengan nada sedikit kesal sambil memakai bajunya

“Ohh kalau gitu kesini ! Kita sarapan! ” Teriak Keisha.

“Ya kak bentar lagi, aku lagi ganti baju.”

“Haah? Apa ?!”

“Bentar lagi ganti baju !!” Teriak Anggela dengan nada sedikit kesal.

“Ohh Anggela? “ Hizkil terbangun dan memasang muka setengah sadar.

“Ya, ini aku.” Anggela sambil berjalan keluar kamar.

“Wah tumben bangun pagi, mau kemana?” Tanya Hizkil lalu duduk di kasur Anggela.

“Apa kau sedang bercanda?” Tanya Anggela sedikit kesal.

“Hah?” Hizkil kebingungan.

“Bukankah kamu yang membangunkanku, kamu memintaku untuk menemanimu pergi ke DSM.”

“Astaga aku lupa ! Ayo kita berangkat” jelas Hizkil langsung turun dari kasurnya dan berjalan cepat menghampiri Anggela.

“Sarapan, kita sarapan dul –“

“Gak ada waktu, ayo cepat ! ”  Hizkil berlari menuju ke pintu keluar rumahnya.

“Hah yang benar, emang ada perlu apa kamu pergi ke Deep Sea Mall?” Tanya Anggela ikut berlari mengejar Hizkil.

“Anggela mau kema –“ Keisha.

“Kita makan diluar Kak !” Teriak Hizkil dari luar.

“Ehh ?! Lagi?” Keisha dengan nada sedikit kecewa.

Mereka terus berlari kearah pantai tempat DSM berada. Sambil terus mengikuti Hizkil Anggela merasa penasaran. "Kenapa Hizkil ingin sekali pergi ke DSM, apa telah terjadi sesuatu disana?" Gumam khawatir Anggela dalam hatinya.

“An-anu Hizkil, “ Anggela sambil terus berlari mengejar Hizkil.

“Ya ada apa?“ Jawab Hizkil dengan nada serius sambil terus berlari.

“Maaf? Jika kamu ingin sekali segera sampai disana, kenapa tidak menggunakan kemampuan teleportmu saja?” Tanya Anggela.

“Waah kamu bener, kamu jenius Anggela !” Hizkil menghentikan langkahnya.

“Jen-jenius? Gak enggak, itu hanya logika yang simpl–“ Anggela tiba-tiba menghentikan perkataanya, dia terkejut karena tiba-tiba Hizkil langsung memegang tangannya.

“Tu-tunggu Hizkil? Jangan-jangan –“ Anggela dengan nada ketakutan lalu perkataanya terpotong karena mereka berdua sudah melakukan teleport ke DSM.

Dalam sekejap mereka sampai di DSM, kedatangan mereka berdua yang muncul tiba-tiba menyebabkan pusat perhatian dari beberapa pengunjung yang berada di DSM tersebut. Ya jumlah kineser didunia ini tidak banyak, mungkin sekitar 528 orang termasuk 28 kineser tingkat atas. Maka tidak heran jika masyarakat akan terkejut melihat kemampuan kineser didepan umum tersebut.

“Wah wah sepertinya kita jadi pusat perhatian yah Anggela, “ senyum Hizkil lalu berbalik melihat Anggela yang sedang jongkok dan memasang muka pucat.

“Si-sialan kamu Hizkil !” Anggela dengan wajah yang hampir muntah.

“Haah? Kamu masih belum terbiasa dengan perpindahan dimensi?” Tanya Hizkil dengan nada meremehkan.

“Tentu saja bodoh!! Aku bukan kineser tipe seperti itu!” Jelas Anggela mulai berdiri sempoyongan.

“Ayolah berhenti bertingkah seperti anak kecil.” Hizkil dengan nada mengejek.

“Orang normal bahkan kineser yang bukan tipe dimensi pasti akan seperti ini, apa kau mau mengajakku berkelahi hah?” Anggela dengan nada sedikit kesal.

“Ya ya maaf, ahaha, ” senyum Hizkil meminta maaf lalu diakhiri dengan tertawaan kecil.

“Jadi kamu kesini mau beli apa?” Tanya Anggela sambil berjalan pelan ke tempat duduk yang tersedia di DSM tersebut.

“Beli? Enggak aku enggak beli apapun.” Jawab Hizkil sambil melihat Anggela.
"Ja-jadi ada sesuatu yang tidak beres dengan tempat in -"

"Apa-apaan sih perkataan kamu? Aneh banget, " senyum Hizkil.

“Hah? Lalu –“ Anggela terdiam karena melihat mata Hizkil yang berbinar-binar karena melihat sesuatu.

Anggela penasaran kenapa mata Hizkil bisa sampai seperti itu, dia pun berbalik dan ikut melihat apa yang Hizkil lihat. Dengan cukup nada terkejut Anggela berkata.

“Fe-festival mainan?”

“Hmm, ” senyum Anggela.

“Bukankah dia yang terlihat seperti anak kecil disini, ” gumam Anggela sendiri sambil melihat Hizkil.

“Hizk –“ Anggela mencoba memanggil Hizkil, tapi perkataanya terpotong oleh suara seorang gadis yang datang menghampiri Hizkil.

“ Kak Hizkil !!”

“Oohh ya, kamu? Kalau tidak salah kamu itu... ”

“Saya Eliza sahabatnya Shina, ” senyum Eliza.

“Ohh Shina yah, ” Hizkil sambil memalingkan wajahnya.

“Shina Shina, cepet sini !!” Teriak Eliza sambil melihat Shina dari kejauhan.

Shina pun datang berjalan pelan menghampiri mereka berdua, dia memalingkan wajahnya dari Hizkil, dia merasa malu karena dia sudah mendengarkan semua percakapannya Hizkil bersama Anggela di atap sekolah.

“Jadi kak Hizkil, kamu sendirian?” Tanya Eliza.

“Ohh enggak, aku bersama –“ Hizkil terdiam karena melihat Anggela yang mengendap-ngendap pergi keluar.

“Anggela ! mau kemana kamu ?!” Teriak Hizkil.

“Ehh orang itu?” Tanya Eliza sedikit terkejut.

“Y-ya maaf, tadi aku mau ke toilet sebentar, “ senyum Anggela yang dipaksakan sambil menghampiri mereka bertiga.

“Hei bukankah toilet berlawan arah dari sana?” Hizkil dengan nada curiga.

Kedatangan Anggela kembali membuat Shina menjadi gugup dengan muka yang memerah, dan saat Anggela menatap wajahnya Shina, Shina selalu saja memalingkan wajahnya dari Anggela.



***

Bagian Kedua :

Ap-apa dia sebegitu membenciku?” Anggela berbicara pada hatinya sendiri sambil melihat Shina.

“Jadi Kak Hizkil mau beli apa?” Tanya Eliza.

“Ak-aku –“ Hizkil dengan nada gugup sambil memalingkan wajahnya.

“Dia cuman mau lihat festival mainan itu –“ Anggela.

“Ahahaha apa katamu Anggela?” Hizkil sambil menginjak kaki sahabatnya.

"Aww." Geram Anggela sendiri sambil melirik sinis HIzkil.

“Shina kenapa kamu diem ajah?” Tanya Eliza sambil melihat Shina yang memalingkan wajahnya.

Oi oi, apa kehadiranku disini begitu menganggunya?” gumam Anggela dengan memasang muka sedikit sedih sambil melihat shina.

“Jadi –“ Eliza terpotong oleh suara handphone Anggela.

“Sebentar,  “ Anggela berlari meninggalkan mereka, lalu setelah cukup jauh dia mulai menjawab handphonenya.

“Hallo Anggela?”

“Oh Kak Keisha, ada apa?”

“Apa kamu lagi sibuk sekarang? Bisa kamu pulang seben –“

“Bisa bisa kak, aku akan pulang sekarang.”

“Wah bagus.” Keisha dengan nada gembira.

“Aku berhutang budi padamu kak, ” lanjut Anggela

“Ehh? Berhutang budi?” Tanya Keisha kebingungan tapi pertanyaannya tidak dijawab oleh Anggela karena dia langsung menutup teleponnya.

Anggela kembali berjalan kearah Hizkil dan yang lainnya sambil bergumam dalam hatinya sendiri” Wuuh aku bener-bener berhutang budi sama kakak, jika aku terus bersama Hizkil dan yang lainnya, mungkin aku hanya akan mengganggu hari libur Shina.”

“Siapa? “ Tanya Hizkil penasaran.

“Kakak, aku harus pulang sekarang, penting katanya !” Jelas Anggela sambil memalingkan wajahnya.

“Ehh benarkah?” Tanya Hizkil sedikit terkejut.

"Iya."

“Yahh jika itu kakak kamu apa boleh buat, ayo kita pulang saja.”

“Ehh sudah mau pulang?” Tanya Eliza keheranan.

“Ya mau bagaimana lagi.” Hizkil sambil melirik Eliza.

“Apa benar kalian mau pulang.” Tanya Shina dengan nada sedih.

“Hizkil sebaiknya kamu tidak usah pulang, ” senyum Anggela melirik Hizkil lalu melirik Shina.

“Tapi –“ Hizkil.

“Ayolah yang mempunyai urusan kan cuman aku, dan lagipula bukankah kamu sangat menantikan itu?” Tanya Anggela sambil melihat festival mainan.

Hizkil hanya terdiam dengan muka memerah karena malu.

“Jadi ? –“ Eliza.

“Ya ya, memang benar, aku datang kesini hanya ingin melihat festival itu! Apa ada masalah?” Tanya Hizkil dengan nada sedikit kesal.

“Enggak kok, iya kan Shina?” Tanya Eliza sambil melihat sahabatnya Shina.

"Iya.” Jawab Shina yang masih memasang muka sedih.

“Ya udah aku duluan pulang, “ Anggela sambil berjalan menuju ke arah pintu keluar.

“Apa harus ku antarkan dengan kemampuan teleportku?” Tanya Hizkil dengan nada bercanda.

“Jika kau berani, lakukan saja !” Geram Anggela dengan nada kesal.

“Hahahaha, cuman bercanda nggel, lagipula aku ini kan masih kakak kelas kamu jangan jahat gitu dong.”

“Maaf ini bukan sekolahan, ” senyum Anggela sambil terus berjalan.

Eliza dan shina cukup terkejut dengan pembicaraan Hizkil dengan Anggela tadi, mereka bertanya-tanya kenapa Hizkil bisa seperti merasa segan pada Anggela? Padahalkan dia lebih kuat dari Anggela.

“Ohh iya Hizkil, ” Anggela berbalik melihat Hizkil.

“Hah, apa?” Hizkil lalu berlari kearah Anggela

“Dia sepertinya pulang.” Bisik Anggela ke Hizkil.

“Dia?” Tanya Hizkil kebingungan.

“Ang-ge-li-na.” Bisik kembali Anggela dengan nada mengeja.

“Ehh adik kembar kamu? yang tinggal di Frosy itu?” Tanya Hizkil terkejut.

“Entar aku ceritain semuanya besok di sekolah.” Jelas Anggela lalu berbalik dan kembali berjalan menuju pintu keluar, sedangkan Hizkil berbalik kembali menghampiri Shina dan Eliza.

“Apa yang dia katakan tadi?” tanya Shina penasaran.

“Ohh bukan hal yang penting.”

“Ehm begitu, “Shina dengan nada sedikit kecewa.

“Ohh iya Hizkil aku mau tanya.”

“Apa Eliza?”

“Apa yang kamu lakukan jika ada gadis bangsawan yang menyukaimu?” Tanya Eliza dengan muka penasaran.

Sambil melirik Shina, Hizkil pun menjawab.

“Langsung kutolak, aku sudah mempunyai gadis yang kusuka.”

“Ehhh, ” Eliza memasang muka menyesal sambil melihat Shina, tapi Shina seakan tidak peduli dengan jawaban Hizkil. Dia hanya terdiam sambil terus melihat pintu keluar.

“Shina?” Tanya Eliza kebingungan.

“Y-ya apa?” Shina sedikit terkejut

“An-anu Shina, bukankah kamu hari ini agak sedikit aneh? Apa ada masalah?” Bisik khawatir Eliza bertanya pada sahabatnya.

“Enggak, aku gak ada masalah apapun kok ! “

“Aku hanya sedikit tidak enak badan saja kok, jadi aku duluan pulang yah, ” lanjut Shina tersenyum ke Eliza dan Hizkil.

“Eh? Bukankah tadi pagi kamu sehat-sehat sa –“Eliza.

“Daah ! Eliza, Hizkil, ” senyum Shina lalu berjalan cepat ke arah pintu keluar.

Apa yang sebenarnya terjadi denganku? Kenapa aku bisa bersikap seperti ini?” Shina bergumam dalam hatinya sendiri sambil terus berjalan cepat menuju pintu keluar.

“Yah jadi aku juga pulang deh, khawatir sama keadaan Shina, ” senyum Eliza ke Hizkil lalu berlari mengejar Shina.

“Aku sendirian?” Hizkil bergumam sendiri dengan nada sedikit sedih.

Dilain tempat Anggela telah sampai dirumahnya, dia membuka pintu rumahnya dan berteriak.

“Kak aku pulang!!” Anggela sambil melepaskan sepatunya.

“Ohh Anggela kamu sudah pulang? Bagus cepat kesini !” jelas Keisha dari pintu ruang keluarga.

“Ya kak, ada apa?” Tanya Anggela sambil berjalan ke ruang keluarga.

“Duduk disini.”

“Ya apa?” Anggela kembali bertanya, lalu menduduki tempat yang ditunjuk oleh Keisha.

“Sepertinya adikmu benar-benar akan datang ke Dealendra, dan akan tinggal bersama kita. “ jelas Keisha sambil memasang muka kebahagiaan.

“Ohh benarkah? Ya kalau begitu bagus, ” senyum Anggela.

“Tapi sepertinya dia tidak tau alamat kita, jadi jika kamu bertemu dengannya disuatu tempat, kamu harus langsung berbicara padanya!” Keisha dengan nada cemas.

“Ya kak.” Anggela berdiri lalu berjalan kearah kamarnya.

“Awas jangan sampai lupa Anggela.”

“Iya iya kak, ” senyum Anggela lalu memasuki kamarnya.



***

Chapter Selanjutnya
Chapter Sebelumnya
Main Menu 

My Dearest [Chapter V] [Deep Sea Mall] Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar